Guru dapat membagikan informasi tentang kurikulum, proyek-proyek kelas, atau kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan siswa. Pemberitahuan secara teratur melalui surat kabar sekolah atau platform online juga dapat membantu orang tua tetap terhubung.
Selain itu, melibatkan komunitas dapat melibatkan berbagai organisasi atau tokoh lokal untuk berbagi pengetahuan mereka dengan siswa, memberikan wawasan tentang karir, atau mendukung proyek-proyek sekolah.
Keterlibatan komunitas juga dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih luas dan terhubung dengan dunia nyata.
6. Fasilitasi Diskusi dan Kolaborasi
Poin keenam menyoroti pentingnya fasilitasi diskusi dan kolaborasi di antara siswa. Pendekatan ini menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan mendukung, di mana siswa diundang untuk berbicara, berbagi ide, dan berkolaborasi dalam pembelajaran.
Fasilitasi diskusi melibatkan pertanyaan terbuka, mendengarkan aktif terhadap pandangan siswa, dan menciptakan ruang di mana berbagai pendapat dihargai. Diskusi dapat dilakukan dalam berbagai format, seperti diskusi kelompok, debat, atau presentasi kelompok.
Kolaborasi melibatkan pekerjaan tim, proyek bersama, atau inisiatif kelompok. Guru dapat merancang tugas atau proyek yang memerlukan kontribusi dari setiap anggota kelompok, mempromosikan pembelajaran tim dan kemampuan kerja sama.
Dengan mendorong diskusi dan kolaborasi, model pembelajaran holistik membentuk siswa tidak hanya sebagai penerima informasi, tetapi juga sebagai kontributor aktif dalam proses pembelajaran.
Ini membangun keterampilan interpersonal, kemampuan berpikir kritis, dan kreativitas, sambil menciptakan iklim belajar yang positif dan berpusat pada siswa.
7. Gunakan Teknologi dengan Bijak
Poin ketujuh dari model pembelajaran holistik adalah menggunakan teknologi dengan bijak. Ini mengakui peran penting teknologi dalam mendukung pembelajaran, tetapi juga menekankan pentingnya penggunaannya yang bijak dan terarah.