Guru juga dapat mempersonalisasi pendekatan pengajaran mereka untuk memenuhi kebutuhan belajar individual, memastikan bahwa setiap siswa dapat mencapai potensinya secara optimal.
2. Integrasikan Mata Pelajaran
Poin kedua mengusulkan integrasi mata pelajaran sebagai bagian integral dari model pembelajaran holistik. Hal ini menunjukkan perlunya melibatkan siswa dalam pengalaman pembelajaran yang melintasi batas-batas tradisional antar mata pelajaran.
Misalnya, guru dapat merancang proyek atau kegiatan yang menggabungkan konsep matematika dengan seni atau sains dengan literasi.
Dengan mengintegrasikan mata pelajaran, siswa dapat melihat keterkaitan dan relevansi antar bidang studi. Ini juga dapat membantu mengatasi pemisahan buatan antara topik-topik pembelajaran, menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna.
Dengan merangkul pendekatan ini, guru tidak hanya mengajarkan fakta dan konsep terisolasi, tetapi juga membantu siswa memahami bagaimana pengetahuan dapat diaplikasikan secara lebih luas dalam kehidupan sehari-hari dan di masa depan.
3. Terapkan Pembelajaran Kontekstual
Poin ketiga dalam model pembelajaran holistik adalah terapkan pembelajaran kontekstual. Ini berarti menciptakan pengalaman belajar yang terkait langsung dengan konteks kehidupan siswa.
Dalam pendekatan ini, guru memadukan konsep akademis dengan situasi dunia nyata yang relevan dan bermakna bagi siswa. Penggunaan studi kasus, proyek berbasis masalah, atau kunjungan ke lapangan adalah beberapa metode yang dapat digunakan.
Pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa melihat hubungan antara teori yang dipelajari di sekolah dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan aplikatif terhadap konsep-konsep pembelajaran.