Mohon tunggu...
Rizky MustikaAmelia
Rizky MustikaAmelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi di STAI SADRA Jakarta Selatan

Halo! Saya Rizky Mustika Amelia, dengan sapaan akrab Amel. Saya sangat ingin mendalami dunia menulis, menjadi seorang penulis adalah impian terbesar saya, saya juga tertarik pada dunia literasi, pendidikan, dan isu-isu sosial. Melalui tulisan di Kompasiana, saya ingin berbagi pandangan, pengalaman, dan inspirasi yang bisa bermanfaat bagi pembaca. Saya percaya bahwa menulis adalah cara untuk memperkaya wawasan dan mempererat hubungan antarmanusia. Ayo berdiskusi dan saling berbagi cerita! <3

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

18 Tahun Bersama Seorang Wartawan Tangguh (Ayah), Kisah Perjalanan Literasi Puteri Seorang Jurnalis

26 Oktober 2024   21:05 Diperbarui: 26 Oktober 2024   21:05 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya, Ayah dan Sampul Buku Karya saya. Dok Pribadi

Menjadi anak seorang wartawan berarti harus siap berbagi ayah dengan publik. Saya masih ingat hari kelulusna SD, ketika ayah harus melipt bencana banjir di pelosok daerah. Atau saat ulang tahun ke-17 saya, dia terpaksa absen karena meliput kasus korupsi besar yang sedang dia investigasi. 

"Maafkan ayah, Sayang," katanya di telepon. "Tapi ingat kita berkorban hari ini agar besok ada yang membaca kebenaran."

Ancaman dan Tekanan

Pernah satu malam, motor kami diikuti orang tak dikenal setelah ayah menerbitkan artikel investigasi tentang pencemaran lingkungan oleh perusahaan besar. Selama seminggu, kami harus tidur di rumah nenek. Tapi ayah tetap teguh, "Ketakutan adalah musuh terbesar kebenaran," katanya menenangkan kami.

Menemukan Jalan Sendiri dalam Dunia Literasi

Pengaruh ayah dalam dunia literasi mulai membuahkan hasil ketika saya mulai menulis catatan harian di usi 13 tahun. Dari catatan-catatan sederhana tentang keseharian, berkembang menjadi puisi-puisi kecil, hingga akhirnya cerpen-cerpen yang mulai berani saya ikutkan dalam berbagai lomba. 

Aku Akan Tetap Menjadi Puteri Kecilmu

Puncak kebahagiaan datang ketika di usia 17 tahun, saya berhasil menulis buku pertama saya. "Aku Akan Tetap Menjadi Puteri Kecilmu"- sebuah kumpulan cerita mencari jati dirinya. saat memberikan tulisan pertama saya kepada ayah, air matanya menetes.  "Kau tidak hanya mewarisi darah wartawanku," katanya terharus. "Tapi kau telah menemukan jati dirimu."

Puisi: Melukis kebenaran dengan Keindahan

Ajang demi ajang lomba puisi saya ikuti, dari tingkat sekolah hingga nasional. Berbekal teknik penulisan yang saya pelajari dari ayah dan sensitifitas pada isu sosial yang dia tanamkan, puisi-puisi saya mulai mendapat penfakuan.

- Juara Favorit Cipta Puisi tingkat Provinsi NTB 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun