Mohon tunggu...
Rizki A Purnama
Rizki A Purnama Mohon Tunggu... Konsultan - pegawai biasa

Lebih sering ngopi sendiri diawal pagi dan malam hari. Dulunya suka fotografi, lebih seneng ambil momen daripada nyuruh orang bergaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wisata ala Wedangan

13 Oktober 2022   23:44 Diperbarui: 13 Oktober 2022   23:53 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagai bentuk keseriusan Pemda meningkatkan pariwisata, adanya regulasi terkait juga diperlukan. Konkretnya adalah dengan mengeluarkan Perwali/Perbup tentang aturan di lokasi wisata wedangan, berisi tentang aturan harga penjualan yang tidak boleh mematok harga tinggi, aturan lokasi dijadikan sebagai kawasan wisata, menutup jalan tersebut sebagai jalan bebas kendaraan untuk mendukung wisata wedangan, aturan bebas pemakaian plastik dll.

Terkait dengan kampanye bebas plastik, selain penggunaan wadah/bungkus besar, juga harus diimplementasikan pada area yang lebih khusus misalnya adalah alas makanan yang biasanya menggunakan kertas minyak diganti dengan alas daun. 

Berbagai manfaat selain sisi kualitas makanan juga memaksa masyarakat di daerah lain untuk menanam pohon penghasil daun tersebut, misalnya pohon pisang atau jati. Efek domino dari penggunaan daun pisang, selain memasifkan penanaman pohon pisang juga menambah produksi pisang. 

Dari buah pisang tersebut bisa dihasilkan berbagai macam produk turunan bernilai ekonomi. Solo diapit kabupaten sekitarnya yang masih memiliki Kawasan hutan dengan berbagai macam tanaman yang daun-daunnya dapat dijadikan sebagai alat pengganti kemasan plastik.

Manfaat riil yang didapatkan dari adanya pusat wedangan yaitu selain semakin memviralkan wedangan juga menambah lapangan pekerjaan dan mendukung UMKM, antara lain sebagai berikut :

Semakin besar dan banyak wedangan yang didirikan, maka semakin banyak jumlah pedagang pensuplai makanan minuman wedangan, karena rata-rata makanan di wedangan adalah makanan titipan dari berbagai penyuplai yang berbeda-beda.

Existensi wedangan sebagai sebuah usaha perdagangan dan sebuah warisan budaya yang wajib dilestarikan ditengah masifnya budaya asing yang masuk dengan bertema teknologi dan kekinian, seperti pojangmacha di Korea Selatan dan Yatai di Jepang, tidak dihilangkan tapi diinovasikan sesuai perkembangan jaman

Menumbuhkan perekonomian di sektor lain sebagai salah satu suplai bahan pendamping bisnis wedangan misalnya, perkebunan pisang dan pohon berdaun yang lain. Dari kebun pisang tersebut menghasilkan kegiatan ekonomi lainnya.

Memicu inovasi membuat makanan/minuman khas yang ada di wedangan untuk dibuat instan atau kalengan.

Memicu dibuatnya museum atau wisata sejarah asal muasal wedangan / hik yang berasal dari Klaten, sehingga memberikan manfaat tambahan bagi daerah di sekitar Solo.

Meningkatnya penjualan teh lokal, akan terbentuk komunitas peracik, penikmat teh yang tidak kalah dengan komunitas kopi saat ini yang menjadi trend anak muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun