Mohon tunggu...
Rizki A Purnama
Rizki A Purnama Mohon Tunggu... Konsultan - pegawai biasa

Lebih sering ngopi sendiri diawal pagi dan malam hari. Dulunya suka fotografi, lebih seneng ambil momen daripada nyuruh orang bergaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wisata ala Wedangan

13 Oktober 2022   23:44 Diperbarui: 13 Oktober 2022   23:53 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pojangmacha, sebagai tempat warga lokal berkumpul untuk minum dan makan ringan juga menjadi salah satu destinasi yang ditawarkan ke wisatawan asing yang berkunjung ke Korea Selatan. Sedangkan di wedangan, tidak bisa lepas dari a berbagai macam pilihan minuman teh, baik es teh, teh panas, teh jahe, teh kampul dan lain-lain.  

Di Jepang juga terdapat warung yang hampir mirip dengan yang ada di Korea Selatan, bayangkan saja, budaya warung tersebut sudah ada sejak dari jaman Edo (1609-1868) ratusan tahun yang lalu, warung tersebut bernama Yatai. 

Hampir mirip dengan Wedangan/hik yang ada di Solo, memakai gerobak yang memiliki ban, fungsinya untuk berpindah tempat, jadi tidak permanen, selain itu juga Yatai menggunakan tenda atau kain penutup yang tidak terlalu tertutup seperti pada Pojangmacha, mirip dengan wedangan yang lebih terbuka.

Infrastruktur pendukung diperlukan sebagai antisipasi faktor cuaca yang tidak mendukung terutama pada saat musim hujan. Payung portable yang bisa digunakan saat musim hujan atau dapat digunakan di siang hari apabila ada kegiatan lain yang membutuhkan payung/peneduh. 

Payung portable digunakan untuk menggantikan tenda/terpal yang terkesan kumuh, serta untuk menambah nilai estetika dan seni, dimana wedangan lebih nyaman tanpa tenda untuk menikmati suasana malam dan melihat cerahnya langit malam hari sehingga menambah nilai jual dan kenyamanan, sehingga kegiatan wisata tetap berjalan dengan antisipasi meminimalisir dampak cuaca. 

Infratsruktur lain yang perlu disiapkan adalah kantong parkir, mengingat destinasi wisata wedangan mengggunakan trotoar sebagai tempat berjualan, maka untuk parkir tidak bisa dilakukan di bahu jalan. 

Oleh sebab itu diperlukan kantong parkir yang tidak jauh dari lokasi menggunakan metode parkir berbayar elektronik untuk meminimalisir bocornya PAD dari dana parkir. Menambah kenyamanan dan memperlancar promosi, jaringan internet gratis perlu diberikan di area destinasi wedangan. 

Bukan perkara baru bahwa landmark berupa patung atau tugu terdapat dibanyak lokasi wisata terkenal, maka dari itu perlu dibangun sebuah landmark berupa patung atau tugu wedangan agar menambah nilai jual.

Wedangan tidak bisa lepas dari minuman teh, baik dingin maupun panas. Promosi perusahaan teh melalui media sekaligus kerjasama dengan pengusaha wedangan harus dilakukan dengan apik. 

Bahkan tidak dipungkiri, teh racikan Solo menjadi terkenal bahkan dijual di marketplace online. Wedangan merupakan gaya hidup yang tidak bisa lepas dari kehidupan warga Solo raya, sehingga pantas kalau perusahaan teh turut serta memberikan dukungan riil kepada pengusaha wedangan. 

Mempercantik tampilan gerobak wedangan atau terpalnya, membuat lebih indah dan tentu jangan sampai nilai tradisional dan otentik gaya wedangan yang khas tidak hilang berganti dengan promosi perusahaan yang dominan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun