Bersiap menemani Arnold ke rumah atasannya, ntah apa yang akan mereka bahas. Yos memgambil baju PDH nya dalam lemari, lalu memakai atribut lengkapnya. memgambil tas jinjing yang tidak ada isinya, hanya ponsel dan buku saja yang ia bawa.
"Sudah selesai?" tanya Arnold.
"Menurutmu?" Jawab Yos.
"Heh, santai lah, nanti kau juga tau, disana kita akan bertemu siapa? sumpah Yos, jika kau melewati hari ini, menyesal seumur hidupmu,"
"Seperti itu kah?"
Yos dah Arnold pun keluar dari barak, menuju rumah atasan mereka, kata Arnold ini hanyalah undangan makan bersama, dengan rekan rekan, dan atasan lainnya. Mereka berjalan beriringan melewati rumah rumah, dan berhenti disebuah rumah besar, namun sederhana. Mereka masuk bersamaan, lalu disuguhkan dimeja makan bulat yang bisa diisi oleh enam orang.
Yos menyapa teman temannya, bercerita banyak tentang tugas, kadang sesekali memainkan ponselnya. Merasa membutuhkan udara segar, Yos pergi keluar, menuju taman sambil melihat langit sore. Ia ingin melihat langit yang cerah, saat nanti dirinya sudah tiada, menjadikan langit saksi sebagai kecintaannya terhadap negara. Ia tersenyum lalu melihat kedepan, tak sengaja, dirinya melihat sosok wanita yang membawa dua buah dus yang lumayan besar untuk wanita, dengan sigap, Yos membantunya.
"Boleh saya bantu?" Tanya Yos, lalu diangguki wanita tersebut. Ia pun mengambil semua dus itu dan membawanya kedalam. "Ga baik wanita bawa yang berat-berat,"
Merekapun berjalan menuju ruang makan, karna dus tersebut berisi beberapa makanan ringan. "Bolehkah saya mengenal kamu?" Tanya Yos pada wanita tersebut. Seakan sudah paham, wanita itu menyebutkan namanya.
"Siti Kustini," jawabnya dengan lemah lembut.
"Salam kenal, saya Yosaphat, panggil Yos aja," balas Yos.