Mohon tunggu...
RIRIN Anggriani
RIRIN Anggriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profesi saya sebagai mahasiswa

Ririn kepribadiannya baik, dan hobinya suka membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

14 tema dengan teori di bawah ini.

17 Januari 2025   16:21 Diperbarui: 17 Januari 2025   16:22 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3.Motivation (Motivasi Diri)

Dorongan internal untuk mencapai tujuan dengan semangat dan komitmen, terlepas dari hambatan atau kegagalan.

Contoh: Terus bekerja keras untuk mencapai target meskipun menghadapi kegagalan sebelumnya.

4.Empathy (Empati)

Kemampuan untuk memahami perasaan, kebutuhan, dan perspektif orang lain, serta merespons dengan penuh perhatian.

Contoh: Memahami kesulitan orang lain dan memberikan dukungan tanpa menghakim.

6.)Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Teori belajar sosial Albert Bandura adalah salah satu pendekatan dalam psikologi yang menekankan pentingnya pembelajaran melalui pengamatan (observasi) dan peniruan (imitasi) perilaku orang lain. Teori ini sering disebut teori pembelajaran observasional atau modeling, yang menyoroti bagaimana individu belajar dari lingkungan sosialnya.
1.Prinsip Utama Teori Belajar Sosial
Pembelajaran melalui Observasi
Individu dapat belajar dengan mengamati perilaku orang lain tanpa perlu mengalami langsung. Bandura menyebut orang-orang yang diamati ini sebagai model.
2.Peran Kognitif dalam Pembelajaran
Bandura menekankan bahwa pembelajaran melibatkan proses mental seperti perhatian, penyimpanan informasi, dan pengambilan keputusan. Artinya, individu tidak hanya secara pasif meniru, tetapi juga aktif memproses informasi.
3.einforcement dan Hukuman Tidak Langsung
Orang tidak hanya belajar dari konsekuensi yang mereka alami secara langsung, tetapi juga dari melihat konsekuensi yang dialami oleh orang lain. Contohnya, jika seseorang melihat orang lain dihargai atas perilaku tertentu, ia mungkin cenderung meniru perilaku tersebut.
4.Konsep Self-Efficacy
Self-efficacy adalah keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk melakukan tindakan tertentu guna mencapai hasil yang diinginkan. Keyakinan ini berperan besar dalam memotivasi seseorang untuk belajar dan bertindak.
Proses dalam Pembelajaran Sosial
Bandura mengidentifikasi empat tahap utama dalam proses belajar sosial:
1.Atensi
Untuk belajar, individu harus memperhatikan model. Faktor seperti daya tarik, keahlian, atau relevansi model memengaruhi tingkat perhatian.
2.Retensi
Informasi yang diperoleh dari observasi harus disimpan dalam bentuk mental (gambar atau kata-kata) agar bisa digunakan di masa depan.
3.Reproduksi
Setelah informasi disimpan, individu harus mampu mereproduksi atau meniru perilaku tersebut. Ini melibatkan kemampuan fisik dan kognitif.
4.Motivasi
Individu termotivasi untuk meniru model jika ada insentif atau penghargaan. Motivasi juga dipengaruhi oleh pengalaman langsung, pengalaman vicarious (melihat orang lain), atau regulasi diri.
Eksperimen Bandura: Bobo Doll
Eksperimen Bobo Doll adalah salah satu studi terkenal yang dilakukan Bandura untuk menunjukkan pembelajaran sosial. Anak-anak yang melihat model dewasa melakukan kekerasan terhadap boneka Bobo cenderung meniru perilaku agresif tersebut. Eksperimen ini menunjukkan bahwa anak-anak belajar perilaku, termasuk kekerasan, melalui observasi.
Aplikasi Teori Belajar Sosial
1.Pendidikan: Guru dapat menjadi model perilaku positif untuk siswa.
2.Media: Peran media dalam membentuk perilaku masyarakat melalui representasi di televisi, film, atau media sosial.
3.Psikoterapi: Digunakan dalam terapi perilaku untuk mengubah pola perilaku maladaptif.
4.Dunia kerja: Pembelajaran melalui mentoring dan role modeling.
Teori ini memberikan wawasan tentang bagaimana perilaku individu dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan pentingnya model dalam pembelajaran.

7.)Teori Empati Dari Martin Hoffman

Martin Hoffman adalah seorang psikolog yang terkenal dengan teorinya tentang empati, terutama dalam perkembangan moral. Hoffman menggambarkan empati sebagai respons afektif yang berasal dari kemampuan untuk memahami dan merasakan keadaan emosional orang lain. Ia mengembangkan teori empati yang mencakup tahap-tahap perkembangan, menjelaskan bagaimana empati berkembang seiring bertambahnya usia dan pengalaman seseorang. Berikut adalah penjelasan teorinya:
Tahap Perkembangan Empati Hoffman
1.Empati Global (0--1 tahun)
Pada tahap ini, bayi merespons secara refleks terhadap emosi orang lain. Misalnya, bayi mungkin menangis ketika mendengar bayi lain menangis. Respons ini bersifat instingtif dan belum melibatkan pemahaman kognitif.
2.Empati Egosentris (1--2 tahun)
Anak mulai menyadari bahwa emosi orang lain berbeda dari emosinya sendiri. Namun, mereka masih memiliki pandangan egosentris, sehingga respons empatinya sering kali didasarkan pada keinginan mereka sendiri. Contohnya, seorang anak mungkin memberikan mainannya kepada orang lain yang sedih, berpikir itu akan membuat mereka merasa lebih baik.
3.Empati untuk Perasaan Orang Lain (2--7 tahun)
Pada tahap ini, anak mulai memahami bahwa emosi orang lain mungkin berasal dari pengalaman yang berbeda dari pengalaman mereka sendiri. Mereka lebih mampu menunjukkan empati secara spesifik terhadap keadaan orang lain.
4.Empati untuk Kondisi Hidup Orang Lain (7 tahun ke atas)
Anak dan orang dewasa mulai memahami bahwa empati tidak hanya melibatkan situasi saat ini, tetapi juga kondisi hidup secara keseluruhan. Mereka dapat merasa empati terhadap orang lain yang menderita karena alasan sosial atau struktural (misalnya, kemiskinan atau diskriminasi).
Komponen Empati Hoffman
Hoffman juga menekankan bahwa empati memiliki dua komponen utama:
1.Komponen Afektif
Merasakan emosi orang lain secara spontan dan otomatis.
2.Komponen Kognitif
Memahami perspektif atau situasi orang lain melalui pemrosesan kognitif.
Peran Empati dalam Perkembangan Moral
Hoffman berpendapat bahwa empati merupakan fondasi penting dalam perkembangan moral. Ia percaya bahwa melalui empati, seseorang dapat memahami dampak perilaku mereka terhadap orang lain dan membuat keputusan yang lebih etis. Proses ini dipengaruhi oleh pengalaman, pengasuhan, dan interaksi sosial.
Hoffman juga menyoroti bahwa empati dapat dimanfaatkan untuk memotivasi tindakan altruistik, seperti membantu orang lain, serta mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam perilaku prososial.

8.)Teori Attachment Yang Dikemukakan Oleh Mary Ainsworth Dan John Bowlby

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun