Mohon tunggu...
RIRIN Anggriani
RIRIN Anggriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profesi saya sebagai mahasiswa

Ririn kepribadiannya baik, dan hobinya suka membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

14 tema dengan teori di bawah ini.

17 Januari 2025   16:21 Diperbarui: 17 Januari 2025   16:22 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Motivasi dalam konteks sosial emosional mencakup dorongan internal untuk mencapai tujuan dan berperilaku positif. Individu yang termotivasi memiliki komitmen terhadap tujuan mereka dan dapat mengatasi rintangan dengan semangat. Motivasi yang positif juga mencakup dorongan untuk berperilaku dengan cara yang mendukung hubungan yang sehat, seperti berbagi, bekerja sama, dan berkontribusi pada kesejahteraan bersama.

_ Kesimpulan

Konsep dasar sosial emosional mencakup kesadaran diri, pengelolaan emosi, empati, keterampilan sosial, dan motivasi. Semua aspek ini saling berhubungan dan memainkan peran penting dalam membentuk cara individu berinteraksi dengan diri mereka sendiri dan orang lain. Pengembangan keterampilan sosial emosional yang baik membantu individu membangun hubungan yang sehat, beradaptasi dengan lebih baik dalam berbagai situasi, dan menghadapi tantangan emosional dengan cara yang konstruktif.

2). Teman Determinasi faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional 

-Perkembangan sosial emosional merujuk pada kemampuan individu untuk memahami, mengelola emosi, membentuk hubungan sosial, serta berinteraksi secara positif dengan orang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional seseorang sangat kompleks dan dapat bersifat internal maupun eksternal. Berikut adalah beberapa faktor utama yang memengaruhi perkembangan sosial emosional:

1. Keluarga dan Pengasuhan

Keluarga adalah lingkungan pertama yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan sosial emosional seorang anak. Pola pengasuhan yang penuh kasih sayang, konsisten, dan responsif terhadap kebutuhan emosional anak cenderung membentuk rasa aman dan percaya diri. Sebaliknya, pola pengasuhan yang kurang mendukung atau penuh konflik dapat menyebabkan anak kesulitan mengelola emosi dan berinteraksi secara positif dengan orang lain. Keterikatan yang aman antara anak dan orang tua atau pengasuh juga sangat penting, seperti yang dijelaskan dalam teori attachment oleh Bowlby dan Ainsworth.

2. Lingkungan Sosial

_Lingkungan sosial, termasuk teman sebaya, sekolah, dan masyarakat, juga memiliki peran penting dalam perkembangan sosial emosional. Interaksi dengan teman sebaya memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar berbagi, bekerja sama, dan menyelesaikan konflik. Pengalaman di sekolah juga mempengaruhi kemampuan anak dalam mengelola emosi, serta membentuk hubungan sosial dengan guru dan teman-teman. Lingkungan sosial yang positif, yang mendorong keterampilan sosial dan mendukung kesehatan emosional, dapat meningkatkan perkembangan sosial emosional anak.

3. Faktor Genetik dan Temperamen

Faktor genetik dan temperamen individu juga berkontribusi terhadap perkembangan sosial emosional. Setiap anak dilahirkan dengan temperamen yang berbeda, seperti tingkat keaktifan, kecenderungan untuk mudah cemas, atau kemampuan untuk menenangkan diri. Anak-anak dengan temperamen yang lebih mudah beradaptasi cenderung memiliki pengalaman sosial yang lebih positif, sementara anak-anak dengan temperamen yang lebih cemas atau agresif mungkin menghadapi tantangan lebih besar dalam hubungan sosial dan pengelolaan emosi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun