Mohon tunggu...
Rina N
Rina N Mohon Tunggu... Guru - Pengawas/pendamping Satuan Pendidikan

Terdapat 4 tahapan dalam menjalankan peran pendampingan. Pertama, melakukan perencanaan pendampingan. Kedua, melakukan pendampingan terhadap perencanaan program satuan pendidikan. Ketiga, melakukan pendampingan terhadap pelaksanaan program satuan pendidikan. Keempat, melakukan pelaporan pendampingan. Untuk menjalankan tahapan-tahapan tersebut, pengawas sekolah tentunya mesti memiliki pengetahuan lengkap tentang bagaimana melakukan peran pendampingan di tingkat satuan pendidikan sesuai dengan karakteristik Satuan Pendidikan. Pengawas Sekolah juga diharapkan memiliki pengetahuan lengkap tentang bagaimana melaksanakan peran Pendampingan secara optimal dengan memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki Satuan Pendidikan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Simulasi Problem Base Learning : Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa di Era Digital

2 Januari 2025   17:25 Diperbarui: 2 Januari 2025   17:25 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

        Pendekatan eksperimen diterapkan dalam penelitian ini, di mana peneliti akan mengimplementasikan model PBL dalam proses pembelajaran dan mengukur dampaknya terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Penelitian ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang menerapkan model PBL dan kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Dengan membandingkan hasil belajar kedua kelompok, peneliti dapat mengidentifikasi efektivitas PBL dalam konteks pembelajaran di era digital. Sebagai contoh, siswa dalam kelompok eksperimen diharapkan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan analisis dan sintesis dibandingkan dengan siswa di kelompok kontrol.

B. Subjek Penelitian

        Populasi dalam penelitian ini terdiri dari siswa kelas VI di SDN Majalengka Wetan VIII . Dari populasi tersebut, peneliti akan mengambil sampel sebanyak 26 siswa yang dibagi menjadi dua kelompok: 13 siswa untuk kelompok eksperimen dan 13 siswa untuk kelompok kontrol. Pemilihan sampel dilakukan secara acak untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki peluang yang sama untuk terpilih, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi. Menurut Hidayati (2021), pemilihan sampel yang representatif sangat penting untuk meningkatkan validitas hasil penelitian. Sebagai contoh, jika siswa yang terpilih memiliki karakteristik yang serupa, maka hasil penelitian akan lebih mudah diterapkan pada populasi yang lebih luas.

C. Instrumen Penelitian

        Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa adalah tes yang dirancang khusus, yang mencakup pertanyaan-pertanyaan yang menguji kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi. Tes ini disusun berdasarkan taksonomi Bloom yang diperbarui, yang mencakup enam tingkat keterampilan berpikir: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Dengan menggunakan taksonomi ini, peneliti dapat mengembangkan pertanyaan yang sesuai dengan tingkat keterampilan yang ingin diukur. Selain itu, peneliti juga akan menggunakan kuesioner untuk mengukur motivasi dan minat belajar siswa terhadap pembelajaran berbasis masalah. Kurniawan dan Fitriani (2020) menyatakan bahwa penggunaan instrumen yang tepat sangat berpengaruh terhadap akurasi pengukuran keterampilan berpikir siswa. Sebagai contoh, kuesioner dapat memberikan wawasan tentang bagaimana siswa merasakan pembelajaran yang mereka jalani, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi hasil belajar mereka.

D. Prosedur Penelitian

        Prosedur penelitian akan dimulai dengan pelatihan untuk guru mengenai penerapan model PBL. Pelatihan ini penting untuk memastikan bahwa guru memahami prinsip-prinsip dasar PBL dan dapat mengimplementasikannya secara efektif dalam kelas. Setelah itu, langkah-langkah implementasi PBL dalam pembelajaran akan dilakukan sebagai berikut:

  • Identifikasi Masalah: Siswa akan diberikan masalah nyata yang relevan dengan materi pembelajaran. Masalah ini dirancang untuk memicu diskusi dan eksplorasi lebih lanjut. Sebagai contoh, siswa dapat diberikan tantangan lingkungan yang memerlukan solusi inovatif, seperti pengelolaan sampah, penyebab mati lampu dan lain-lain.
  • Pengumpulan Informasi: Siswa akan dibagi menjadi kelompok kecil untuk melakukan penelitian dan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Mereka akan menggunakan sumber-sumber digital seperti artikel, video, dan forum diskusi online. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan penelitian siswa, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir kritis tentang informasi yang mereka temukan.
  • Diskusi dan Analisis:Setiap kelompok akan mendiskusikan temuan mereka dan menganalisis informasi yang telah dikumpulkan. Dalam tahap ini, keterampilan berpikir kritis dan kolaboratif siswa akan diuji. Diskusi kelompok dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan argumentasi dan mempertimbangkan berbagai perspektif sebelum mencapai kesimpulan.
  • Presentasi Solusi: Setiap kelompok akan mempresentasikan solusi yang mereka usulkan kepada kelas, yang akan diikuti dengan sesi tanya jawab. Hal ini bertujuan untuk melatih kemampuan komunikasi dan argumentasi siswa. Presentasi ini juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menerima umpan balik dari teman-teman mereka, yang dapat membantu mereka dalam memperbaiki pemahaman dan kemampuan berpikir mereka.
  • Refleksi: Setelah presentasi, siswa akan diminta untuk melakukan refleksi mengenai proses yang telah mereka lalui, termasuk tantangan yang dihadapi dan keterampilan yang mereka kembangkan. Menurut Setiawan dan Lestari (2023), refleksi merupakan bagian penting dari pembelajaran berbasis masalah yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Melalui refleksi, siswa dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan merencanakan langkah-langkah untuk pengembangan lebih lanjut.
  • Keseluruhan prosedur ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan interaktif, di mana siswa tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga pengolah informasi yang kritis. Dengan demikian, diharapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dapat meningkat secara signifikan setelah mengikuti pembelajaran berbasis masalah.
  • Dalam kesimpulan, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana model pembelajaran berbasis masalah dapat memengaruhi keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa di era digital. Dengan pendekatan kuantitatif yang sistematis, pemilihan sampel yang representatif, serta penggunaan instrumen yang tepat, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan metode pembelajaran yang lebih efektif. Penelitian ini tidak hanya berfokus pada peningkatan hasil belajar, tetapi juga pada pengembangan keterampilan penting yang diperlukan siswa untuk menghadapi tantangan di dunia yang semakin kompleks. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga bagi pendidik dan pengambil kebijakan dalam merancang kurikulum yang lebih responsif terhadap kebutuhan siswa di era digital.

HASIL DAN PEMBAHASAN 

A. Hasil Penelitian

1. Data Peningkatan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

        Dalam penelitian yang dilaksanakan oleh Yulianti (2018), terungkap bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) secara signifikan meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Data menunjukkan bahwa 75% siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode PBL mengalami peningkatan dalam kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi, dibandingkan dengan hanya 45% siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Penelitian ini melibatkan 120 siswa dari berbagai sekolah menengah atas di Jakarta, dengan pengukuran yang dilakukan melalui tes keterampilan berpikir kritis sebelum dan sesudah penerapan metode PBL.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun