PBL juga terbukti efektif dalam meningkatkan minat belajar siswa. Prasetyo dan Wulandari (2022) melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa penerapan PBL dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan minat belajar siswa secara signifikan. Siswa yang terlibat dalam PBL merasa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar, karena mereka dapat melihat relevansi materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa PBL tidak hanya berfokus pada hasil belajar, tetapi juga pada proses dan pengalaman belajar siswa.
    Minat belajar yang tinggi sangat penting untuk keberhasilan pendidikan, karena siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi cenderung lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, PBL dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada pencapaian akademis yang lebih baik. Sebagai contoh, dalam pembelajaran tentang ekosistem, siswa dapat diajak untuk melakukan proyek PBL di mana mereka harus merancang taman sekolah yang ramah lingkungan. Dalam proses ini, mereka tidak hanya belajar tentang ekosistem, tetapi juga merasa terlibat langsung dalam menciptakan sesuatu yang nyata. Pengalaman ini dapat meningkatkan minat belajar mereka, karena mereka melihat bagaimana pelajaran yang mereka pelajari dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
PBL dalam Konteks Kreativitas dan Kolaborasi
    PBL juga berkontribusi pada pengembangan kreativitas dan kemampuan kolaborasi siswa. Setiawan dan Lestari (2023) dalam penelitian mereka menemukan bahwa penerapan PBL dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah. Siswa diajak untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam mencari solusi, yang dapat memperkaya pengalaman belajar mereka. Selain itu, Kurniawan dan Fitriani (2020) menunjukkan bahwa PBL juga meningkatkan kemampuan kolaborasi siswa, karena mereka bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
    Kemampuan kolaborasi sangat penting di era digital, di mana kerja tim dan kolaborasi lintas disiplin semakin diperlukan. Dengan mengembangkan kreativitas dan kemampuan kolaborasi melalui PBL, siswa akan lebih siap untuk menghadapi tantangan di dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis. Sebagai ilustrasi, dalam konteks pembelajaran seni, siswa dapat diminta untuk bekerja dalam kelompok untuk menciptakan karya seni yang mencerminkan isu sosial tertentu. Proses ini tidak hanya mendorong kreativitas mereka, tetapi juga mengajarkan mereka untuk bekerja sama, saling menghargai ide satu sama lain, dan berkomunikasi secara efektif. Keterampilan ini sangat berharga di dunia kerja, di mana kolaborasi sering kali menjadi kunci keberhasilan.
    Kesimpulan dari semua poin di atas menunjukkan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) merupakan pendekatan yang sangat efektif dalam pendidikan modern. Dengan mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, PBL tidak hanya meningkatkan hasil belajar, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, minat belajar, kreativitas, dan kemampuan kolaborasi. Di era digital saat ini, di mana informasi dan tantangan semakin kompleks, pendekatan ini menjadi semakin relevan dan penting untuk diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu. Dengan demikian, PBL tidak hanya mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan akademis, tetapi juga untuk menjadi individu yang siap menghadapi dunia yang terus berubah.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian (kuantitatif/kualitatif)
    Dalam kajian ini, pendekatan kuantitatif dipilih sebagai metode utama untuk menganalisis efektivitas model pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning/PBL) dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa di era digital. Pendekatan kuantitatif memiliki keunggulan dalam menyediakan data yang terukur dan dapat dianalisis secara statistik, sehingga memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan yang valid dan reliabel. Sebagaimana dinyatakan oleh Sukmadinata (2019), penelitian kuantitatif memungkinkan peneliti untuk menguji hipotesis serta mengidentifikasi hubungan antara variabel yang diteliti dengan lebih jelas. Dalam konteks penelitian ini, peneliti dapat mengukur perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi antara siswa yang mengikuti pembelajaran PBL dan mereka yang menerapkan metode konvensional.
Pendekatan yang Digunakan