Dibalik Terompet dan Petasan yang Berzikir
Waktu itu, aku tinggalkan cerita-cerita pada lembaran kertas yang berkhotbah.
Mengenang langkah yang terseok jejaknya pun hilang, perlahan.
Kemudian terlintas sejuta sesal pada waktu yang terbuang.pasti takkan kembali.
Rasanya, masih banyak anak-anak yang menari tanpa sendal dan baju cantik.
Pengemis tua yang lupa tertawa karena menyeringai pandang matahari.
Seharunya penangkal petir diatas atap gedung megah itu mampu menepis pekikan Petir-petir, tapi nyatanya tidak!!!
dan...
Malam ini, di balik terompet dan petasan seakan mengganti suara zikir..
Seakan perang dari langit akan di mulai di masa akan datang..
Sahut menyahut, kalahkan petir buatan Tuhan.berbagai macam bunyi dan bentuk. Tak berhenti.