Lantas...
Tinggal lah malam yang telah bergelantungan pada pencarian pungguk akan Pantulan bulan yang terlihat di air, meskipun keruh sekalipun. kebahgiaan kelak akan menjadi keniscayaan.
Kemudiaan...
Aku tersentak pada sapaan bintang. tertawa sekeras-kerasnya, seakan tidak ada yang memulainya, bermula ataupun berakhir.
Jangankan untuk hilang, berlalu oleh bias fajarpun enggan.
Aku melihat malam yang tak ingin ditinggalkan, tak ingin menyambut pagi.
dan akan menemani pemimpi-pemimpi sampai bangun dari singgasana tiara.
Jambi, 13 Oktober 2011
Takdirlah Yang Menghampiri
Aku peranah melihat kau mengais baja.
Berjuta-juta kerak lekat di ujung-ujung jari, bahkan yang terdalam.