"Aduh tapikan gaenak, kam.. eh maksudnya kakak kan kating aku"
"Ngga, santai aja. Ini aku juga yang nyuruh kamu panggil nama langsung. Tapi kalo lagi kita berdua aja. Kalo depan yang lain boleh pake kak"
"Duh gimanaya takut kebiasaan, entar depan yang lain bisa tiba-tiba lupa manggil. Tapi yaudah"
"Nah bagus, mau saya anterin? Ini udah mulai gelap soalnya"
"Ah nggak usah, lean. Lagian aku bawa motor tapi makasih ya atas tawarannya aku pulang dulu, bye"
"Oke hati hati" ucap lean sambil melambaikan tangan sembari memperhatikanku pergi.
(POV off)
-
Setelah selesai dari acara rapatnya cecil langsung pergi kerumah dia tidak sempat bertemu dengan teman-temannya, bahkan akhir akhir ini jarang berkomunikasi juga karena emang sedang memiliki banyak tugas masing-masing. Sebelum sampai dirumah dia menemukan cowok di pinggir jalan yang terluka dan motornya juga terpental cukup jauh dari cowok tersebut. Cecil mencoba membantu cowok tersebut.
"Permisi apa kamu tidak apa apa, sini aku bantu" cowok tersebut masih mengenakan helm full face dan cecil mencoba membantu cowok tersebut membuka helm full face nya karena takut cowok tersebut sesak yang sebelumnya tentunya dia meminta izin terlebih dahulu dan diangguki cowok tersebut.Â
Cecil kaget karena wajahnya penuh dengan lebam, aneh sebetulnya kalaupun terjatuh cowok tersebut tidak mungkin sampai lebam juga, ah apakah mungkin sebelumnya dia habis berantem cecil tidak tahu, yang pasti saat ini cecil ingin membantunya terlebih dahulu, kebetulan dia juga bawa kotak P3K mini yang selalu dia bawa di tasnya.