Mohon tunggu...
Ridha Amalia
Ridha Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Sastra Inggris UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Menyukai hal hal berbau seni dan tertarik dengan tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Comitte, Stage, and Us

1 Desember 2022   18:28 Diperbarui: 1 Desember 2022   18:35 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Alarm pagi dengan musik fire dari grup band asal korea selatan sudah beberapa kali berbunyi, niatnya minggu pagi ini dia akan pergi berolahraga ke stadion. Cecilia ferishka, seorang mahasiswa jurusan seni arsitektur di salah satu universitas ternama di kotanya. 

Sebuah keberuntungan baginya karena akhirnya impiannya untuk masuk jurusan itu bisa terwujud berkat kerja kerasnya mengikuti les dan latihan mengerjakan soal tes juga bakat seni yang dimilikinya membawa Cecil lolos masuk jurusan tersebut.

"CECILLLL BANGUUNNN" mamanya berteriak keras sembari menggedor pintu kamarnya, bukan apa tapi dia bisa benar benar kesiangan jika tidak mamanya bangunkan. Dan pula Cecil sudah berpesan pada mamanya saat malam sebelum tidur untuk membangunkannya jikalau dia belum bangun juga karena dia mau berolahraga.

"Iya, mah. Aku bangun" padahal matanya masih terpejam dan tubuhnya masih tertutup selimut. Beberapa menit kemudian akhirnya dia memutuskan untuk bangun lalu cuci muka dan melakukan rutinitas paginya sambil bersiap siap. Setelah bersiap dia menuruni tangga sambil menyapa mamanya yang sedang menata makananan untuk sarapan di meja makan.

"Pagi mamaku yang cantik"

"Hmm kamu ini kebiasaan, alarm lagu oppa oppa kesayangan kamu itu udah berulang kali berputar, padahal lagunya itu semangat banget dan bisa bikin kaget malah, kamu malah makin pulas tidurnya"

"Hehe itu suami aku salah satunya mah, lagian lagunya enak banget jadi yaudahsi kan aku juga udah bangun ma"

"Kamu ini halu terus masi pagi juga, Yauda ini sebelum olahraga sarapan roti dulu ya"

"Aduh ma, masa mau olahraga sarapan dulusi, udahlah air putih doang aja"

"Inget badan kamu ya, menyesuaikan kemampuan. Udah pusing entar ngeluhnya ke siapa lagi"

"Iyaa iyaa ini aku makan rotinya" setelah menghabiskan makanannya cecil segera berangkat ke stadion menggunakan sepedanya.

"Ma aku berangkat ya"

"Iyaa, hati hati. Pulangnya tolong ambilin pesanan mama ya di mba mun"

"Oke maa, siapp. Bye mama cantik" teriaknya sambil menggayuh sepeda.

"Iyaaa"

-

Hari ini cuaca begitu cerah, secerah perasaannya dipagi ini. Cecil dengan segala keribetannya akhirnya jadi juga dia berolahraga sepeda setelah berulangkali hanya wacana. Bukan karena dia malas, walaupun terkadang iya juga tapi lebih ke tugas kuliahnya yang menumpuk mengharuskan dia mengerjakan tugas sampe malam atau dini hari dan dia bangun siang hari lalu berangkat ke kampus, pulangnya sore hari saat matahari mulai kembali ke tempatnya saat badan sudah lelah tapi tetap harus mengerjakan tugasnya jadi seperti itulah kira kira. Juga kemarin dia sempat wawancara untuk mengikuti kepanitiaan di kampusnya untuk acara Dies Natalis kampusnya.

Suasana stadion pagi ini tidak terlalu ramai padahal ini sudah masuk weekend, apa mungkin karena stadionnya baru, cecil tidak tahu dan dia tidak peduli yang pasti dia ingin mengisi hari ini dengan penuh semangat untuk menggoes sepedanya. Berbicara soal semangat dia selalu ingat mengenai salah satu buku bacaannya yang sempat ia beli di gramedia 2 bulan yang lalu judul bukunya yaitu Ikigai, penjelasan mengenai suatu istilah dari negara jepang mengenai kesenangan dan makna kehidupan.

Yang mana ikigai ini memiliki 2 makna yaitu iki yang berarti kehidupan dan gai yang berarti nilai. Tapi biasanya ini juga terkadang diartikan sebagai alasan untuk bangun di pagi hari.

Btw saat ini dia sudah 3 putaran mengelilingi stadion ini tapi dia sudah merasa lelah, mungkin karena dia jarang berolahraga jadi mudah capek. Cecil terus menggayuh sepedanya sambil menyanyikan lagu yang sedang booming saat ini karena itu terngiang-ngiang di kepalanya

Oh no (oh no)

Oh no (oh no)

You're going round in circles got you stuck up in my head (yeah)

Memories follow me left and right

I can feel you over here I can feel you over here

You take up every corner of my miindd a a a aa.... Tiba tiba sepedanya oleng dan brukk suara cecil yang terjatuh tertimpa sepedanya.

"Aww.. yaampun sakit banget, aduhh"

"Butuh bantuan?" Ucap seorang cowok yang tiba-tiba menghampirinya. Cecil pun mendongak

"Omoo... Ganteng bangett, gak rugi aku jatuh. Tapi woy mikir dong lha iya gue butuh bantuan yakali diliatin doang" dumelnya didalam hati.

"Haloo" ucap si cowok sambil melambaikan tangannya di depan muka cecil.

"Aaah iyaa" sambil mengulurkan tangannya. Dan cowok tersebut bergegas membantu cecil.

"Aaws sakit banget" ucap cecil yang mencoba berdiri dengan sempurna, ternyata kakinya benar benar terluka dan sepertinya terkilir juga, jadi mungkin dia tidak bisa menggayuh lagi sepedanya. Dia langsung memikirkan bagaimana cara dia pulang.

"Alamat" ucap si cowok seperti tahu apa yang cecil pikirkan.

"Hah alamat apaan?"

"Alamat kamu, sepertinya dengan kaki seperti itu tidak akan bisa membawa sepedanya, kebetulan saya bawa mobil"

Cecil langsung kaget dan heran kenapa tiba-tiba dia harus sampe nganter juga tapi meskipun begitu dia tetap memberitahukan alamatnya karena dia merasa cowok tersebut tidak akan macam macam alias pure nolong dia lagian dia juga gak sanggup jika harus mengayuh sepeda lagi.

-

Dirumah cecil.

"Makasih ya, Btw nama kamu siapa" tanya cecil ke cowok tersebut.

"Sama sama, Lean Leonard"

"Aaa I see Lean, Aku cecil. Sebagai ucapan terimakasih aku ke kamu gimana kalo masuk dulu minum teh atau ngopi dulu"

"Tidak, saya sudah ditunggu seseorang. Terimakasih, lain kali saja"

"Ah iya, kamu yakin lean?"

Lean menganggukkan kepalanya "saya pergi"

"Oke terimakasih ya sekali lagi lean, hati hati"

Setelah lean pergi sebenarnya cecil bingung dengan ucapannya soal lain kali memangnya dia bakalan ketemu lagi apa. Tapi bodo amat pikirnya yang penting ia sudah berterimakasih. Sepertinya dia memang sedang buru buru ditunggu seseorang terlihat dari tadi saat di mobil dia ditelfon terus.

-

"Hai mam"

"Lho kok sudah pulang lagi, pesanan mama mana?"

"Aduh Cecil lupa ma, lagian ini aku jatuh ma tadi keburu lupa. Aku juga kesini dianterin sama orang, liat kaki aku"

"Yaampun kamu ada ada aja, emang mikirin apasi sampe jatuh dan luka gini. Oiyaa mana yang nganterin kamunya biar mama ucapin makasih dulu"

"Gaada ma dia udah pulang, lagian aku juga gak kenal siapa itu cuma aku ngerasa dia baik aja dan tiba-tiba percaya aja padahal aku suka hati hati sama orang asing tapi aku tadi ngerasa aman aja"

"Yaudah duduk disana, mama obatin luka kamu. Mama ambil kotak obat dulu"

"Iyaa, mama gak marah kan. Itu pesanannya gimana?"

"Udah gak papa sekarang yang penting kamu dulu"

"Huaaa sayang mama cantik"

"Hhmm iya deh yang pinter ngerayu"

-

Senin pagi ini cecil sudah bersiap untuk berangkat kuliah, kakinya sudah membaik setelah diobati oleh mamanya juga dipijat oleh tukang urut karena terkilir sedikit dan rencananya pulang kuliah nanti dia mau mengikuti rapat akbar pertamanya Alias sesi perkenalan antar perangkat kepanitiaan, kebetulan dia masuk ke dalam divisi dekorasi karena dia senang mendekorasi.

Cecil POV

Setelah sampai di aula ruangan aku bergabung bersama divisiku, selang beberapa menit rapatnya dimulai dan aku kaget karena ada lean di depan sana dan saat sesi perkenalan ternyata lean adalah steering comitte ex-official nya. Yaampun gila banget selama ini dia dan lean sekampus  pantas saja dia bilang lain kali saja dan gilanya lagi dia manggil lean dengan sebutan nama langsung tanpa embel-embel kak, malu aku. 

Karena Lean terlihat seumuran enganku makanya aku manggil nama langsung. Semoga dia gak inget aku, karena malu saja kalau dipikir-pikir, dari kejauhan entah kenapa aku merasa lean seperti sekali kali memperhatikanku, tapi kurasa itu hanya perasaanku jadi ku memilih untuk bodo amat sampai acara rapatnya selesai.

Saat aku bersiap-siap untuk pulang tiba-tiba lean menghampiri aku dan menyapa aku.

"Hai, udah mau pulang sekarang"

"Eh hai, mm iya le eh kak lean" ucapku agak awkward

"Santai aja gausah panggil saya kak, lean kayak kemarin juga gakpapa"

"Aduh tapikan gaenak, kam.. eh maksudnya kakak kan kating aku"

"Ngga, santai aja. Ini aku juga yang nyuruh kamu panggil nama langsung. Tapi kalo lagi kita berdua aja. Kalo depan yang lain boleh pake kak"

"Duh gimanaya takut kebiasaan, entar depan yang lain bisa tiba-tiba lupa manggil. Tapi yaudah"

"Nah bagus, mau saya anterin? Ini udah mulai gelap soalnya"

"Ah nggak usah, lean. Lagian aku bawa motor tapi makasih ya atas tawarannya aku pulang dulu, bye"

"Oke hati hati" ucap lean sambil melambaikan tangan sembari memperhatikanku pergi.

(POV off)

-

Setelah selesai dari acara rapatnya cecil langsung pergi kerumah dia tidak sempat bertemu dengan teman-temannya, bahkan akhir akhir ini jarang berkomunikasi juga karena emang sedang memiliki banyak tugas masing-masing. Sebelum sampai dirumah dia menemukan cowok di pinggir jalan yang terluka dan motornya juga terpental cukup jauh dari cowok tersebut. Cecil mencoba membantu cowok tersebut.

"Permisi apa kamu tidak apa apa, sini aku bantu" cowok tersebut masih mengenakan helm full face dan cecil mencoba membantu cowok tersebut membuka helm full face nya karena takut cowok tersebut sesak yang sebelumnya tentunya dia meminta izin terlebih dahulu dan diangguki cowok tersebut. 

Cecil kaget karena wajahnya penuh dengan lebam, aneh sebetulnya kalaupun terjatuh cowok tersebut tidak mungkin sampai lebam juga, ah apakah mungkin sebelumnya dia habis berantem cecil tidak tahu, yang pasti saat ini cecil ingin membantunya terlebih dahulu, kebetulan dia juga bawa kotak P3K mini yang selalu dia bawa di tasnya.

Setelah sebelumnya cowok tersebut membenarkan posisi motornya cecil langsung menawarkan cowok tersebut untuk dia obati karena kebetulan tidak jauh dari sana ada taman yang berjejer kursinya, dengan telaten cecil mengobati luka si cowok dan si cowok hanya memperhatikan wajah cecil yang cukup dekat di depannya.

"Makasih" ucap si cowok tersebut yang membuat cecil cukup kaget dan menatap cowok tersebut seperti merasakan de Javu ketika dia ingat kemarin cecil ditolong orang saat jatuh, sekarang dia menolong orang. tetapi setelahnya cecil langsung cepat tersadar dan tetap melanjutkan untuk mengobati cowok tersebut.

"Iya sama sama, nah sekarang udah ya. Aku pergi" ucap cecil sambil membereskan kotak P3K nya lalu saat cecil hendak naik ke motornya dan akan memakai helmnya cowok itu menghampiri cecil dan menahan lengan cecil, cecil hanya menautkan sebelah alisnya dalam artian "kenapa?"

"Nama" ucap si cowok.

"Maksudnya? Nama aku?" Cowok itu hanya mengangguk

"Oh nama aku cecil, Cecilia Ferishka. Kamu?"

"Max". "Hp" ucap si cowok yang aneh banget dari tadi ngomongnya cuma dikit banget.

"Hp? Hp aku maksudnya?" Lagi dan lagi cowok tersebut hanya mengangguk.

"Buat apa?"

"Nomor"

"Ah nomor, nomor aku maksudnya? Ngapain?" Cecil heran saja lagian dia juga belum tentu ketemu orang itu lagi.

"Makasih"

"Makasih?" Cecil sempat berpikir lama. Ah cecil paham maksud cowok tersebut mungkin buat membalas dia karena telah menolongnya, cecil mengasumsikan nya seperti itu.

"Oh tidak usah, kamu tidak usah repot repot, aku bantu kamu ikhlas kok. Kalo gitu aku pamit dulu ya bye, hati hati bawa motornya".

Cowok tersebut hanya memperhatikan cecil pergi sambil tersenyum sedikit yang bahkan mungkin senyumnya tidak akan terlihat saking kecilnya.

-

Max POV

Saat aku sedang mengendarai motor setelah berantem dengan temanku tiba tiba ada yang menginjak motorku dari samping aku yang sedang tidak fokus karena pikiranku yang sedang kacau akhirnya oleng dan aku terpental bersama motorku. Saat sedang berusaha untuk berdiri tiba tiba ada seorang cewek yang turun dari motor dan menghampiriku dan cewek tersebut menawarkan bantuannya dan mengobatiku. 

Aku sempat berterimakasih kepadanya saat dia mengobati lukaku dan sepertinya dia kaget, mukanya lucu. Aku mencoba menahan senyumku. Dia bilang namanya Cecilia Ferishka. Aku sempat meminta nomor teleponnya agar aku bisa membalas kebaikannya karena sudah menolongku, saat ku bertanya mengenai nomor telfon dan ku bilang makasih dia sempat berpikir lama, lucu sekali tapi untungnya dia paham maksud dari perkataanku. 

Dan dia bilang tidak usah, hati hati bawa motornya. Saat dia pamit Aku memperhatikannya yang menjauh pergi. Perasaanku cukup menghangat entah kenapa saat dia bilang seperti itu dan aku rasa aku tertarik kepadanya. Jika memang jodoh pasti tidak akan kemana, bukan? Setelah kejadian itu aku pulang dengan hati hati sesuai perintah cecil.

(POV off)

-

Cecil tiba dirumah cukup telat dari biasanya karena tadi dia harus menolong max terlebih dahulu.

"Halo mamaku yang cantik"

"Kamu kok pulang telat gak ngasih tahu mama, mama kan jadi khawatir dari tadi"

"Ulululu.. sayang mama aku, maaf aku lupa ma. Tadi aku bantuan orang jatuh dari motor dulu ma dan bantuin ngobatin lukanya juga"

"Hmm oke gak papa, sekarang mandi dulu sana. Habis itu turun lagi buat makan ya"

"Siap mamaku sayang"

-

Hari hari cecil berjalan seperti biasanya dan begitupun dengan kepanitiaannya. Cecil semakin dekat dengan Lean karena sering bertemu saat rapat. Tapi lebih tepatnya seringnya lean yang selalu mendekati cecil. Sampai pada acara puncaknya dimana semua sudah ditentukan konsep juga jobdesknya masing-masing. 

Dan di acara puncak kali ini panitia acara mengundang band yang sedang hits untuk guest starnya dan telah disepakati bersama saat rapat. Cecil sendiri sebenarnya tidak tahu band tersebut meskipun sedang hits, tapi yang pasti dia berdoa acara hari ini lancar.

-

(Cecil Pov)

Saat sedang keruang khusus panitia aku berpapasan dengan max, aku merasa aneh mengapa max ada disini. Oiyaa sebelumnya max pernah follow ig aku, aku tidak tahu dari mana max tau ig aku padahal profil aku bukan fotoku sendiri dan ig aku di lock. Tapi ya memang sebelumnya dia saat DM aku bertanya dulu apakah ini cecil yang nolong cowok yang  jatuh di jalan atau bukan, lucusi. 

Hubungan kita juga baik, kita sering bercakap cakap di DM kalo ada waktu dan max juga sering reply snapgram aku, ya seperti itulah kira kira dan ya seru saja. Aku nyaman nyaman saja berbicara dengannya karena gatau kenapa nyambung saja pembicaraannya. Dan ternyata di DM dia gak sesingkat saat pertama kali bertemu.

"Eh hai, max. Kok kamu ada disini?"

"Hai, manggung"

"Manggung? Maksud kamu kamu manggung di acara Dies natalis kampus aku?"

"Mm iyaa"

"Omaygat demi apa, selama ini kita sering ngobrol tapi aku gatau kamu salah satu band yang lagi hits, pantas saja followers kamu banyak, astaga. Ku kira cuma karena kamu ganteng gitu" ups aku keceplosan dan langsung nutup mulut karena secara gak langsung aku mengakui kalau dia ganteng, bukan? Dan max tertawa.

"Hahaha, iya saya emang ganteng kata bunda"

"Ee e itu aku kesana dulu ya, buru buru. Sukses manggungnya max"

Ya ampun aku malu banget, gila bisa bisanya aku keceplosan. Cecilll duh sentil ni. Arghh malu banget tolong gimana aku harus ngadepin dia. Oke oke tenang cil, tenang. Huft huaaaa tetep malu tolong.

(POV off)

-

(Max POV)

Saat hendak ke ruangan khusus tamu ditempat manggung aku berpapasan dengan cecil, dia kaget karena aku bakal tampil disini, ekspresi dia lucu sekali. Saat melihat dia entah mengapa aku selalu merasa dia itu menggemaskan, selalu membuatku ingin tersenyum ataupun tertawa. 

Dan ya hubungan kami sepertinya bisa dikatakan sudah akrab setelah kejadian aku yang jatuh tersebut, aku mulai mencari akun ig nya, aku sudah memfollow beberapa sebenarnya tapi pas ditanya itu bukan cecil yang aku cari, akhirnya di akun terakhir yang ku follow itu benar-benar cecil, bersyukur sekali karena perjuangan aku menemukan instagramnya berhasil. Lanjut mengenai ekspresi cecil sebenarnya aku juga pas pertama kali kaget karena akan manggung di universitas cecil. 

Bagaimana aku tahu? Karena beberapa kali cecil meng-upload kegiatannya saat sedang rapat yang tanpa disadari ada tulisan nama universitasnya dan aku tahu karena bertanya juga melalui reply an sg. Mengapa aku tidak memberitahunya karena aku pikir dia juga tahu cuma tidak bahas aja tapi ternyata memang tidak tahu. 

Oiya ekspresi dia saat keceplosan bilang "kamu ganteng" membuatku ingin tertawa terbahak-bahak karena mukanya yang memerah seperti tomat matang dan cara dia mencoba mengalihkan pembicaraan juga rasanya aku ingin mecubit pipinya yang memerah itu tapi aku mencoba menahannya dengan hanya tertawa biasa saja. Tekadku untuk menyatakan perasaanku semakin yakin, setelah manggung nanti aku akan mencoba menyatakan perasaanku.

(POV off)

-

Acara berjalan dengan lancar walaupun ada beberapa yang harus dijadikan evaluasi untuk bisa lebih baik kedepannya, baik dari soal rundown nya, beberapa tata letak untuk tamu ataupun penontonnya, dan lain sebagainya. Tapi tidak apa apa hal seperti itu memang wajar mengingat manusia hanya bisa berusaha semaksimal mungkin, tapi acaranya benar benar sukses banyak pujian yang datang baik itu dari para dosen, mahasiswa, ataupun alumni.

-

(Lean POV)

Tidak terasa acaranya sudah selesai dan berjalan sukses, sehabis evaluasi tadi aku memutuskan untuk bertemu cecil dan memberikan sesuatu kepadanya aku membungkusnya dengan totebag, isinya yaitu coklat, boneka, bunga, juga surat pernyataan cinta aku kepadanya. Selama ini aku selalu memperhatikannya, menurutku cecil adalah gadis yang unik, ceria, dan humble. Dan pada kesempatan yang bersamaan kampus mengadakan acara untuk Dies natalis dan aku ditunjuk sebagai Steering Comitte Ex-officialnya, awalnya aku menolak karena ini amanat yang berat tapi dengan beberapa pertimbangan akhirnya aku mengiyakan permintaan itu. 

Aku semakin merasa semangat karena ternyata cecil juga mendaftarkan diri sebagai panitia yang akhirnya dia lolos juga, tanpa campur tangan apapun dari aku karena memang pada dasarnya dia layak.

Di minggu pagi itu disaat aku sedang lari di stadion aku bertemu cecil yang sedang menggayuh sepedanya, dia terlihat senang sekali sambil bernyanyi nyanyi aku pikir, terlihat dari mulutnya. Selang beberapa saat mungkin dia terlalu fokus kedepan atau entah bagaimana akhirnya dia terjatuh tertimpa sepeda, aku mencoba menghampirinya dan menawarkan bantuan kepadanya juga mengantarkan dia pulang karena dengan keadaan kakinya yang ku pikir tidak memungkinkan untuk dia membawa sepedanya kembali. 

Aku lihat dia awalnya memang seperti ragu, ya masuk akal saja tiba tiba ada yang menanyakan alamat dan mau mengantarkannya pulang. Aneh memang, tapi lagian aku juga tidak akan aneh aneh. Hanya pure mau nolong.

Dijalan sebelum pulang ke rumah, saat mengantar cecil, saudaraku sempat terus menelfonku. Jadi memang aku buru buru dan itu alasanku menolak tawaran cecil untuk sekedar mampir sebentar dan saat aku bilang lain kali kepadanya karena ku tahu dan yakin jika aku akan bertemu lagi dengannya. 

Hubunganku dengan cecil terbilang semakin dekat, lebih ke aku yang sering mendekatinya, saat rapat pun ku seringkali memperhatikannya dan dihari puncak acara ini seperti yang kukatakan tadi aku ingin menyatakan cintaku padanya.

(POV off)

-

"Cecil" panggil Lean

"Ah iya, lean? Kenapa?"

"Ini aku punya sesuatu untuk kamu" ucap lean sembari memberikan Tote bag nya.

"Waduh apaan nih, aku buka ya"

"Jangan, jangan dibuka sekarang. Nanti saja kalo sampe rumah jadi setelah kamu beristirahat jadi bisa membukanya dengan tenang"

"Ah baik kalo begitu, makasih banyak ya Lean"

"Huum, siap. Sama sama"

"Aku balik dulu ya, sudah ditunggu teman"

"Oh yaudah, hati hati ya. Selamat beristirahat"

"Siap, bye" ucap cecil sambil melambaikan tangannya

"Bye"

-

(Cecil POV)

Sehabis pulang acara ini, setelah evaluasi terlebih dahulu tentunya aku akan pergi makan dengan max, tadi sempat mengajak saat sebelum dia manggung melalui DM. Dan aku mengiyakan saja kebetulan aku juga ingin makan. Dan ya disana max sudah menunggu, aku menyuruhnya menunggu di lobby universitas agar dia bisa duduk, kalaupun harus menunggu lama. Jadi tidak pegal. Oiya nama lengkap max yaitu maxim flirtae, nama yang cukup jarang dan unik. Ya dia yang sedang menungguku disana.

"Hai max, maaf sudah menunggu lama" ucapku.

"Tidak apa apa, sambil istirahat juga"

"Ah iyaa kamu pasti capek juga ya, Btw penampilan kamu bagus banget. Suara kamu pecah keren banget huaaa"

"Ahahaha makasih, kamu bisa aja"

"Aku serius kok, emang bagus banget"

"Iyadeh iyaa, makasih. Oiya ini helmnya pakai dulu, ayok"

Saat tiba diparkiran Max mulai menyalakan motornya, aduh aku bingung cara naiknya. Motornya tinggi banget. Dari balik helm full facenya max menanyakan "apakah aku bisa naiknya?" Karena mungkin dia melihat aku yang hanya bengong. Dia menyuruhku memegang bahunya jika untuk naik motornya dan ya akhirnya aku melakukan sarannya hingga aku bisa naik di motornya.

Setelah menempuh 15 menit perjalanan akhirnya kita sampai ditempat makan, kita memutuskan untuk makan di rumah makan sederhana, bila dibilang sederhana tempatnya tidak terlalu sederhana juga karena ada sedikit sentuhan gaya modernnya. Tapi yang pasti ini nyaman banget karena disini kita bisa milih mau duduk di tempat lesehan yang berbentuk rumah rumah khas dari bambu atau di meja biasa yang memiliki 2 ataupun 4 kursi.

Tapi kita memutuskan untuk mengambil yang lesehan karena dekat jembatan yang ada kolamnya jadi bisa melihat ikan yang tersorot lampu warna warni, suasananya enak banget. Pas banget untuk aku yang dari acara setelah letih dan dimanjakan suasana tenang. Oiya aku juga sudah izin pulang telat sama mama jadi aman lah ya.

Kami menikmati hidangan makanannya dengan khidmat. Karena selain tempatnya yang nyaman makanannya enak-enak juga. Apakah karena aku lapar atau memang makanannya enak, atau dua-duanya haha. Yang pasti aku senang juga kenyang. Tapi bila dilihat dari pengunjung yang banyak sepertinya tempatnya memang seworth it itu.

(POV off)

-

Mereka sangat menikmati makanan juga tempatnya sampai pada akhirnya setelah makan max mulai berbicara serius kepada cecil.

"Cecil"

"Hmm? Iya kenapa? Ada apa?" Jawab cecil dengan khas cerianya.

"Saya mau jujur sama kamu, sedari awal sejak saya bertemu dengan kamu saya sudah tertarik sama kamu. Awalnya saya mencoba untuk tidak terlalu menanggapi, tapi ternyata saya tidak bisa. Dan saya semakin yakin dengan perasaan ini. Jadi saya mau bilang saya suka sama kamu, maukah kamu jadi pacar saya? Kamu boleh menjawabnya nanti yang pasti saya sudah mengutarakannya"

-

So? Apakah Cecil akan menjadi pacarannya max?

Ataukah cecil akan menolaknya?

Atau justru cecil akan menjadi pacarnya Lean?

Apakah jika cecil membuka hadiah dari Lean dari awal menjadikan cecil sudah sold out jadi pacar lean?

Atau apakah cecil justru menolak keduanya karena mencintai oppa korea kesayangannya?

Who knows.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun