"Bune kan tahu sendiri," tukas Kang Gudhal.
"Sabar ya, Pak."
Kang Gudhal hanya menghela napas.
"Terus, apa rencana Bapak?"
Kang Gudhal tak lekas menjawab. Di benaknya masih berkecamuk berbagai persoalan yang menimpanya. Ia sama sekali tak mengerti mengapa selalu dirinya yang menjadi sasaran masalah.
"Entahlah, Bune. Bapak sudah malas ngadepi yang begini," celatuk Kang Gudhal.
Dua minggu berlalu, sebuah pesan gambar diterima lewat WhatsApp. Gambar-gambar itu memperlihatkan pemandangan yang kotor. Beberapa lembar spanduk terpasang di pagar dan pintu gerbang pabrik, di dekat pos satpam. Spanduk-spanduk bernada protes, menuntut juragan besar turun dari jabatannya.
Tak lama, telepon genggamnya berdering. Sebuah nama tampil pada layar, Kang Sanip. Diangkatlah telepon itu.
"Kang, sudah lihat gambar yang kukirim?" tanya Kang Sanip.
"Sudah."
"Sampeyan tahu siapa pelakunya?"