Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Handuk Kumal Kang Gudhal

24 Mei 2023   20:15 Diperbarui: 24 Mei 2023   20:11 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nggih, Pak. Saya akan istikamah," jawab Kang Gudhal memungkasi pertemuan singkat itu.

Keluar dari ruangan, Kang Gudhal menuju ruangan Pak Wahijun. Kasturi, anak buah Pak Wahijun, menyambutnya dengan senyuman. Empat lembar handuk diterima. Dengan senang hati, ia bawa pulang.

Di perjalanan, ada yang mengganjal pikiran. Kang Gudhal bertanya-tanya, apa maksud kata istikamah tadi. Bukankah sudah belasan tahun ia bekerja? Apakah itu tak cukup?

Motor butut keluaran tahun 2009 itu melaju dalam kecepatan sedang di antara jalanan yang berdesak-desak oleh ramai kendaraan. Kata-kata Pak Dimin masih mengiang di telinga. Dalam hati, Kang Gudhal berkata, "Saya tahu, terlalu banyak catatan merah saya di sini. Dan, tak ada keinginan saya untuk menghapusnya. Karena saya tahu, lebih banyak orang terhibur dengan catatan merah itu. Maka, saya hibur mereka."

Pekalongan, Juni 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun