Sekolah harus menciptakan lingkungan di mana semua siswa, termasuk mereka dengan quiet ambition, merasa dihargai dan didukung. Ini bisa dilakukan dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan menulis dan berbicara.
Ketika disampaikan bahwa tulisan mereka ikut menyumbang dokumen tulisan pada PKKM tersebut, mereka terlihat bangga. Mereka antusias mendengarkan. Bibir mereka tersenyum. Saya senang melihatnya.
Ketiga, Mentoring dan PendampinganÂ
Menyediakan bimbingan yang bersifat individu dapat membantu siswa ini menyalurkan ambisi mereka dengan lebih efektif, serta membantu mereka merasa lebih percaya diri dalam mengejar tujuan mereka.
Maka saya tak bosan membimbing mereka dalam kegiatan jurnalistik daring sepulang sekolah.
Keempat, Pelatihan Keterampilan SosialÂ
Meskipun tidak harus mengubah kepribadian mereka, siswa dengan quiet ambition dapat dilatih untuk mengekspresikan ide dan pencapaian mereka dengan cara yang nyaman bagi mereka, seperti melalui presentasi kelompok kecil atau tulisan di daring jurnalistik.Â
Kesimpulan
Fenomena quiet ambition pada siswa menunjukkan bahwa ambisi tidak selalu harus diekspresikan secara vokal atau mencolok untuk menjadi valid. Memahami dan menghargai siswa dengan quiet ambition adalah langkah penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan mendukung semua tipe kepribadian.
Dengan memberikan perhatian dan dukungan yang tepat, siswa-siswa ini dapat berkembang dan mencapai potensi penuh mereka tanpa merasa terpaksa mengubah diri mereka.