Farhan dan Kesuksesannya
Farhan berdiri di atas panggung kecil di aula sekolah, memandang ke arah teman-teman dan guru-gurunya yang memenuhi ruangan. Di tangannya, sebuah piala bersinar, menandakan kemenangannya dalam lomba menulis tingkat nasional. Sorak-sorai memenuhi ruangan, namun Farhan tetap tenang, seperti biasa.
"Terima kasih," katanya singkat saat mikrofon disodorkan kepadanya. Ia menatap piala itu sejenak, lalu melanjutkan, "Ini bukan tentang kemenangan. Ini tentang perjalanan. Menulis adalah caraku berbicara, dan aku senang akhirnya bisa didengar."
Ketika Farhan turun dari panggung, beberapa teman mendekatinya, memberikan selamat dan mengajaknya berbicara. Farhan tersenyum, merasa sedikit canggung, tetapi juga bersyukur. Ia menyadari, dalam kesunyian ambisinya, ia telah belajar banyak. Tidak hanya tentang menulis, tetapi juga tentang keberanian untuk muncul dari balik bayang-bayang.
Hari itu, Farhan pulang dengan perasaan lega. Ia tahu bahwa ia telah membuka pintu baru dalam hidupnya, di mana ambisinya tidak lagi tersembunyi, tetapi diterima dan dihargai. Dengan langkah mantap, ia siap menghadapi dunia, membawa quiet ambition-nya menjadi suara yang menginspirasi banyak orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H