Dalam era modern ini, muncul berbagai fenomena baru dalam dunia kerja yang mencerminkan perubahan nilai dan aspirasi individu. Salah satu fenomena yang semakin mencuat adalah quiet ambition, yaitu ambisi yang tidak terlihat atau tidak diungkapkan secara eksplisit oleh seseorang.
Berbeda dengan ambisi yang biasanya ditampilkan secara terbuka dan penuh gairah, quiet ambition menggambarkan individu yang memiliki keinginan kuat untuk maju, namun memilih untuk tidak menonjolkannya. Hanya ia nikmati sendiri dan berproses sendiri.
Fenomena ini menarik untuk dipelajari karena memberikan wawasan baru tentang bagaimana orang meraih tujuan mereka dengan cara yang lebih subtil dan sering kali lebih strategis. Tanpa menyusahkan orang lain dan no ekspos.
Karakteristik Quiet Ambition
Orang-orang dengan sifat quiet ambition cenderung bekerja dengan tekun dan konsisten. Mereka tanpa merasa perlu mengumbar capaian mereka kepada publik. Mereka lebih suka membiarkan hasil kerja yang berbicara.
Mereka juga biasanya fokus pada pengembangan diri secara internal, terus belajar, dan memperbaiki keterampilan mereka, tanpa perlu validasi eksternal dari manapun. Mereka nyaman dan menikmatinya.
Pendekatan ini sering kali didorong oleh keyakinan bahwa kesuksesan sejatinya tidak memerlukan sorotan publik atau pengakuan langsung. Biarkan berjalan seperti ritme air di sungai. Terus mengalir dan bebas hambatan. Meskipun ada batu besar, air akan mencari jalannya.
Penyebab Munculnya Quiet Ambition
Beberapa faktor yang dapat mendorong seseorang mengadopsi quiet ambition dalam kehidupan mereka seperti Farhan di atas. Quiet ambition meliputi :
Pertama, Budaya Kerja yang KompetitifÂ
Budaya kerja saat ini sangat kompetitif. Kompetitif artinya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia suatu sikap yang berhubungan dengan persaingan atau kompetisi.