Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa dengan Pendekatan Kontekstual

8 Juni 2022   14:17 Diperbarui: 21 April 2023   14:55 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contohnya, tokoh Bandung Bondowoso dalam cerita Roro Jonggrang yang memiliki watak gigih. Selain berdasarkan peran, penokohan dibedakan pula atas empat berdasarkan watak tokoh atau karakternya. 

(1) protagonis adalah tokoh baik merupakan tokoh utama cerita. Kepada tokoh inilah berpusat peristiwa sebuah cerita; (2) antagonis adalah tokoh jahat yang selalu menentang tokoh utama.

Dengan tokoh inilah tokoh utama mengalami konflik atau masalah; (3) tritagonis adalah tokoh bijaksana yang menjadi penengah konflik yang terjadi antara tokoh protagonis dan antagonis.

Tokoh inilah sebagai peresolusi masalah dalam cerpen; (4) figuran atau tambahan adalah tokoh yang berperan membantu ketiga tokoh di atas.

Semua karangan memiliki tokoh, terutama novel dan cerpen. Tokoh merupakan pelaku yang digambarkan dalam peristiwa sebuah cerita.

Sedangkan tokoh atau para pelaku cerita menggambarkan, melukiskan tokoh atau para pelaku cerita, Semi (2000:37) mengungkapkan bahwa ada dua macam cara memperkenalkan tokoh atau para pelaku berdasarkan watak tokoh fiksi, yaitu (1) secara analitik, yaitu pengarang langsung memaparkan tentang  watak atau karakter tokoh.

Pengarang langsung menyebutkan bahwa tokoh tersebut keras hati, keras kepala, penyayang, bijaksana, penolong, dan sebagainya;  (2) secara dramatik, yaitu penggambaran perwatakan yang tidak diceritakan secara langsung, tetapi hal itu disampaikan melalui pemilihan nama tokoh, melalui penggambaran fisik, atau postur tubuh, cara berpakaian, dan melalui dialog baik dialog tokoh yang bersangkutan dalam interaksinya dengan orang lain.  

(3).  Latar,  merupakan gambaran tempat, waktu, dan suasana cerpen.  

Latar tempat menjelaskan di mana kejadian atau peristiwa dalam cerpen terjadi. Latar waktu menjelaskan kapan kejadian atau peristiwa dalam cerpen terjadi. Latar suasana menjelaskan gambaran suasana dalam sebuah cerpen.

Latar tidak hanya merupakan waktu dan tempat terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar juga dapat digambarkan dengan pekerjaan dan cara hidup para tokoh yang terdapat dalam cerpen, serta dapat mengggambarkan waktu, baik itu ketika atau saat zaman peristiwa terjadi.

Kehadiran sebuah latar dalam sebuah karya sastra dapat memberikan kesan secara lebih mendalam dan mendapatkan informasi baru yang berguna dan menambah pengalaman bagi pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun