Namun akibat operasi besar tadi,mama memiliki pembuangan diperutnya tidak lagi di anusnya melainkan diperut ,mama kemana-mana memakai kantongan diperut untuk menampung kotoran.
Disatu sisi aku sangat senang dan disatu sisi lagi aku juga sangat sedih karna mama akan melewati hidupnya dengan cara seperti itu. Tak jarang mama juga minder untuk berbaur dengan banyak orang. Sejak pulang kerumah,mama jadi jarang keluar rumah dan lebih banyak berdiam diri dirumah,mungkin pengaruh kesehatannya pasca operasi itu.
Â
Â
2 tahun kemudian sejak pasca operasi.....
Ini adalah babak baru tersedih sepanjang hidup kami,terkhususnya bagi hidupku yang seorang anak ragil. Saat penyakit mama kambuh lagi,dan memasuki stadium lanjut. Dokter pun segera menyarankan mama untuk Kemoterapi.
Tak terbayanglah bagaimana kesakitan yang akan dialami mama selama  kemoterapi.
Andaikan penyakit itu tidak menimpa mama,pikirku selalu
Andaikan apa yang dialami mama dipindahkan kepadaku,pintaku pada Tuhan waktu itu.
Masa kemoterapipun tiba,aku perhatikan kondisi mama bukannya semakin membaik,melainkan semakin memburuk. Kulitnya mulai mongering,kukunya menghitam,badannya lemas dan lemah,nafsu makannyapun berkurang,selalu mual dan muntah serta rambutnya satu persatu mulai rontok sampai botak.
Saat itu jugalah kekwatiranku bertambah-tambah.