Mohon tunggu...
Restu Sidiq Al Baehaqi
Restu Sidiq Al Baehaqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - @mahasiswaindonesia

Mahasiswa S1 Ilmu Tasawuf semester 5 dengan IPK 3.70. Aktif sebagai staf bidang legislasi senat mahasiswa dan juga anggota menwa. Di samping mengikuti kegiatan mahasiswa, aktif menjadi Peternak Ayam dan Owner Perusahaan Bubur Ayam Barokah TSM

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menggapai Ridho Alloh SWT di Bulan Rajab Dengan Bertaubat, Yuk Simak Keutamaan Taubat dan Kisah Inspiratif Dalam Kitab Durratun Nashihin

2 Januari 2025   17:32 Diperbarui: 2 Januari 2025   17:38 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/9uAGadeBUCvmd8z86

Kata wanita itu: "Kepada Allah Yang mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati?"

Lanjut Syaikh Abu Nashar: Hati Hasan tersinggung juga sedikit, tetapi dia tidak tahan dan tidak mampu menguasai nafsunya. Dia tetap saja menguntit di belakang wanita itu. Maka kata wanita itu: "Kenapa Anda datang lagi?"

"Aku terpesona melihat kedua matamu," kata Hasan kepadanya.

"Duduklah," wanita itu mempersilakan, "Sampai nanti aku kirimkan untuk Anda apa yang anda inginkan."

Hasan mengira bahwa dia benar-benar telah dapat menggoda wanita itu, sebagaimana dia telah tergoda olehnya. Dia pun duduk. Dan tiba-tiba datanglah seorang pelayan wanita membawa piring ditutup sapu tangan. Hasan membuka piring tersebut, dan ternyata yang terletak di atas piring itu ialah kedua mata wanita yang dia kejar- kejar itu. Kata pelayan itu kepada Hasan: "Sesungguhnya majikanku berpesan, 'Saya tak ingin mata yang menyebabkan seseorang terkena fitnah'."

Menyaksikan dan mendengar ucapan dari si pelayan, pucatlah Hasan, lalu dia pegang janggutnya dengan tangannya, seraya berkata kepada dirinya sendiri: "Persetan dengan janggut yang tidak lebih berarti daripada seorang wanita." Pada saat itu juga Hasan menyesal dan kapok. Diapun pulang ke rumahnya, dan semalam suntuk dia menangis. Pagi harinya, Hasan datang lagi ke rumah si wanita untuk meminta maaf kepadanya. Ternyata, dia lihat pintu rumahnya tertutup, dan terdengar beberapa orang wanita tengah meratap. Hasan menanya- kan itu, yang lalu mendapat jawaban: "Tuan rumah ini telah meninggal dunia."

Hasan meninggalkan tempat itu dan selama tiga hari dia terus menangis. Pada malam ketiga, Hasan bermimpi melihat wanita itu duduk dalam surga. Maka, pinta Hasan kepadanya: "Maafkanlah aku."

Jawab wanita itu: "Aku telah memaafkan kamu, karena aku benar- benar telah memperoleh dari Allah sesuatu yang jauh lebih baik, lan- taran kamu."

Lalu Hasan berkata: "Berilah aku nasehat."

Maka nasehatnya: "Apabila Anda sendirian, ingatlah kepada Allah Ta'ala. Dan apabila waktu pagi dan sore, mohonlah ampun kepada Allah dan bertaubatlah kepada Allah."

Hasan menerima nasehatnya, dan selanjutnya Hasan menjadi orang yang terkenal zuhud dan taat di kalangan orang banyak, dan mencapai derajat di sisi Allah setinggi yang dia capai, dan adalah termasuk di antara wali-wali Allah Ta'ala." (Jawahirul Bukhari)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun