~Kota Hamburg~
Disini lah ia sekarang, kali pertama menginjakkan kaki turun dari pesawat yang ia tumpangi. Satu tangannya digenggam oleh seorang wanita berusia sekitar 40 tahunan. Satu tangannya lagi sibuk menyeret koper. Berjalan melewati banyak kerumunan.
Hanya satu yang ada dalam pikirannya. Sangat ramai. Tapi raut wajah dan perasannya tidak menunjukkan betapa excitied nya dia dengan keramaian ini. Bahkan ini di luar negeri. Apalagi untuk remaja yang berusia 15 tahun. Mereka seharusnya bertingkah kesana kemari bukan? menanyakan apa ini apa itu. Tapi tidak dengan gadis remaja ini.
Anindya Sekar Pramusita, itulah namanya. Sepanjang jalan menuju apartemen ia hanya memandang arah jalan raya dengan tatapan yang entahlah.. bisa dibilang kosong. Dan wanita yang sedari tadi menggenggam tangannya adalah Bibi nya.
“Kamu suka suasana disini? indah ya banyak gedung pencakar langit, itu bangunan yang ditutupi oleh gerbang yang sangat tinggi adalah Universitas Berlin. Apa kamu ingin kuliah disana?”, tanya Bibi sambil terus menunjuk gedung - gedung yang terlihat dipinggir jalan.
“Apa itu Universitas paling bagus disini?”, tanya Anindya. Bibi tersenyum mendengar Anindya akhirnya membuka suara.
“Tentu saja tidak, banyak sekali yang bagus disini. Dan kita akan tinggal di salah satu apartemen yang dekat dengan kampus terkenal. Namanya Universitas Hamburg”
“Jadi kita tidak akan tinggal di Kota Berlin?”
“Pintar sekali loh Dya, bisa tahu kita sedang berada di Kota Berlin”.
Bibi semakin bersemangat untuk menceritakan dan memberitahu banyak hal kepada Anindya. Mengingat Anindya saat ini harus mendapat perhatian ekstra usai trauma yang ia miliki agar mentalnya tidak terganggu di usia dini nya.
-
Hingga waktu terus berlalu, tidak terasa sudah 6 tahun Anindya tinggal di Jerman. Tepatnya Kota Hamburg. Menginjak usia 21 tahun ia telah menjadi gadis dewasa dan melanjutkan study di perguruan tinggi Universitas Hamburg. Kebetulan kampusnya pun dekat dengan apartemen Bibi nya.