Mohon tunggu...
Resti Sulastri
Resti Sulastri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - MIPA 5

hello i’m student

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sesuatu Di Jogja

24 Februari 2022   17:54 Diperbarui: 24 Februari 2022   20:04 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ah moso, gak percoyo aku, orang serasi gini toh. Sing wedok ayu, sing lanang ganteng” (Ah masa, aku tidak percaya. Serasi gini loh. Yang perempuan cantik, yang laki-laki ganteng), penjual gelang tetap kekeuh.

Akhirnya mereka membeli gelang couple yang ditawarkan oleh penjual. Gelang khas Jogja yang dihias dengan renjeng - renjeng batik. Sama seperti tema yang Anindya kenakan. Hari ini Abimanyu sangat terpesona melihat Anindya yang memakai batik. Cantiknya itu loh, natural. Anindya hanya ingin mencoba sesekali berkain ditanah kelahirannya itu.

Hingga tiba saat dimana Abimanyu mengajak Anindya ke rumah nya. Tenang, belum seserius itu kok. Hanya sekedar bersilaturahmi menemui Ibu nya. Awalnya Anindya menolak karna malu, tapi setelah dibujuk beberapa kali, ia akhirnya mengiyakan. Duduk diruang tamu yang sangat elegan. Rumahnya mewah tapi bernuansa tradisional. Sangat Jogja sekali. Seorang wanita menuruni tangga. Itu pasti Ibu nya Abimanyu. Anindya berdiri dan tercengang melihat wanita itu. Begitupun sebaliknya. Tiba - tiba seorang pria lain muncul dari arah pintu 

“Eh bro, kapan kesi…”, belum sempat pemuda itu berkata, ia terkejut melihat ada Anindya diruang tamu. Hingga terkenang lagi masa lalu itu.

~~~~~~
Pov : Anindya saat SMP

“Cantiikkk..!”

suara seorang pemuda menggema masuk hingga ke dalam gerbang sekolah. Sang gadis yang merasa dirinya terpanggil melotot mendengar teriakan itu dan segera berlari, aroma-aromanya seperti siap untuk menghajar. Bukan merasa paling cantik ketika dipanggil seperti itu langsung bergegas, hanya saja ia tahu dan kenal suara pemuda tersebut. Dan panggilan itu sering ia dengar dari mulut si pemuda. Namun disisi lain, sang pemuda yang menyebabkan riuh suasana sekolah SMP itu hanya duduk diatas motor sembari tertawa ketika melihat sang empu memicingkan matanya dan menemukan keberadaan si pemuda. Menghampirinya dan ingin cepat pergi dari lingkungan sekolah.

Pemuda mengendarai motor perlahan, beberapa saat kemudian meminggirkan motornya untuk berhenti dahulu, memberikan helm yang tidak sempat dipakai oleh gadis itu, namun gadis itu hanya diam tak menggubris, wajahnya menunduk tertutup rambut yang digerainya karna tertiup sepoi-sepoi angin. Si pemuda mendengus dan mulai memasangkan helm kepada si gadis. Ketika hendak mengesampingkan anak-anak rambut yang menutupi wajahnya, sang pemuda tersenyum melihat si gadis yang mengerucutkan bibirnya.

 “Tidak usah, akan kupakai sendiri!”, menepis tangan pemuda yang hendak memasangkan helm kepada si gadis.

 

“Kamu marah?”, gadis itu terdiam tidak menjawab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun