Mohon tunggu...
Resti Sulastri
Resti Sulastri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - MIPA 5

hello i’m student

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sesuatu Di Jogja

24 Februari 2022   17:54 Diperbarui: 24 Februari 2022   20:04 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun polisi menemukannya sebagai anak 

yang hilang dari keluarga Nugroho. Sejujurnya ia mengalami gangguan mental beberapa tahun, karena ketakutan, penyesalan dan rasa bersalah itu terus menghantui Adi.

Anindya yang mendengar cerita itu ikut menangis. Apa yang akan kalian rasakan jika berada di posisinya? Berhadap - hadapan dengan seseorang yang membuat orang tuanya tewas. Mereka sedang bertemu. Lebih tepatnya, menjenguk Adi di penjara. Kini Adi sudah dewasa, ia sendiri yang menyerahkan diri ke kantor polisi. Dan dinyatakan penjara seumur hidup. 

Sulit bagi keluarga Nugroho menerima ini semua. Namun ini sudah jadi pilihan Adi sendiri. Baginya, lebih baik menebus kesalahan walau sulit, daripada hidup selalu dihantui rasa bersalah.


~Pulang ke rumah~

Sudah 29 hari Anindya menjalankan tugasnya. Besok adalah hari dimana ia harus kembali ke Jerman. Ia sudah membuat proposal yang sudah disetujui oleh pemerintah. Tugas Anindya selesai. Tinggal pemerintah yang memprosesnya. Pagi ini, biasanya para pedagang lengkap semua. Ia berpamitan kepada semuanya. 

Ya, hampir semua pedagang akrab dengan Anindya. Mengingat Anindya sering mondar - mandir unuk tugasnya itu. Rasanya.. sulit, seperti tidak ingin meninggalkan tempat ini.

“Ingat ya, sesulit apapun masalah yang kamu hadapi, saya yakin kamu pasti kuat. Kini saya sudah tidak bisa mendampingi mu lagi. Tapi dimana pun dan kapan pun saya berada, sebenarnya saya ada dekat dengan kamu”, Anindya terharu mendengar penuturan Abimanyu.

-
Sinar sang surya menembus kamar dipagi hari, menyorot ke arah wajah yang membuat sang empu terbangun. Ia melihat jam dan tersenyum. Segera mempersiapkan diri, dia harus berdandan cantik hari ini. Melangkah menuruni tangga, ia tahu siapa yang 1 menit lalu membunyikan bel.

Abimanyu Raden Nugroho. 

“Siap untuk menyusuri ruang waktu lagi?”, Anindya mengangguk antusias. Para pedagang menyambut kedatangan nya dengan meriah, Anindya tidak menduga mereka akan melalukan ini semua. Mereka adalah keluarga bagi Anindya. Dan akan dipastikan ia akan setiap hari mengunjungi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun