"Oh hai Elise" sapaku riang, aku tak ingin merusak mood pagiku dengan berlaku buruk dengan orang lain, meskipun jujur saja, pada pagi hari aku sangat malas meladeni orang orang yang ada disini kecuali ayah
"Nona, ini baju Maid yang anda minta semalam, dan saya sudah beritahu para Rangers dan seluruh Omega disini untuk memperlakukan nona seperti Maid disini tetapi untuk tidak lupa juga memperlakukan nona secara semena mena" Cicit Elise panjang lebar
"Good job, Elise" ucapku sembari akan menutup pintu
"Eee nona, tuan besar menyuruh Anda agar segera turun menemuinya di aula utama" Henti Elise terhadapku untuk menutup pintu
"Okay Elise, you can go now" titahku malas pada Elise yang sedari tadi berbicara tanpa henti
Elise hanya mengangguk dan berlalu dari kamarku dengan langkah cepat, aku hanya melihat punggung Elise yang semakin menjauh dengan ekspresi malas dengan satu alis terangkat, setelahnya aku langsung masuk ke kamar lalu bersiap siap, mengingat ayah sudah memanggilku.
Setelah 10 menit bersiap, aku bergegas menuju aula utama mansion ini dengan langsung mengenakan baju Maid yang beberapa waktu lalu Elise berikan padaku. Sesampainya aku di aula utama, ada 2 pria yang menungguku disana. Pria paruh baya yang berdiri di sebelah kanan dengan menggunakan setelan kemeja putih dan jas hitam dan tak lupa beliau juga mengenakan celana dengan warna senada dengan jasnya, dan tak lupa pantofel hitam dengan merk yang dapat dikenali sebagai brand ternama selalu menghiasi kaki ayahku. Pria di sebelah kiri ayah, dia adalah Diego Pazmalavez, Diego adalah Gamma Wolf kepercayaan ayah yang setia dan selalu membantu pack kami. Ah iya aku lupa memberi tahu kalian akan Gamma Wolf, Gamma Wolf adalah seorang Wolf yang mempunyai kekuatan sangat spesial dibandingkan Wolf yang lain. Mereka bisa melihat masa depan ataupun masa lalu dari seseorang atau suatu pack, tak heran setiap pack harus mempunyai Gamma Wolf mereka sendiri. Penampilan Diego tak jauh berbeda dari ayah, dia mengenakan tuxedo putih dengan Krah baju yang berwarna hitam, begitu pula garis saku pada outfit yang ia kenakan, dasi kupu-kupu hitam dan celana berwarna senada dengan dasinya tersebut membalut sempurna tubuh Diego.
Ayah dan Diego menatapku intens dan keheningan terjadi diantara kami
"Oh bagus, tak bisakah kau bersandiwara besok saja, sayang? Hari ini ayah harus bertemu rekan bisnis ayah, dan rekan bisnis ayah itu kemari dengan putranya, apa nanti kau tidak malu?"
 Ya seperti itulah protes ayah dengan menunjukkan tangannya kearah depan dengan badan sedikit condong tepat di depanku, tak ketinggalan pula ayah memicingkan matanya
"Keputusanku bulat dan sudah tak bisa diganggu gugat ayah" keukeuh ku
Ayah menghela nafas lelah dengan tangan kiri memijat keningnya, sedangkan tangan kanannya berkacak pinggang. Suasana hening sesaat hingga Diego angkat suara