Mohon tunggu...
renanda agung kharisma putri
renanda agung kharisma putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswa semester 1 jurusan PKK yang memiliki hobi menari, membaca novel, dan mengarang cerita. saya merupakan pribadi yang introvert yang mudah tertarik dengan hal hal baru

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengapa Harus Si Dingin Itu?

29 November 2022   22:23 Diperbarui: 29 November 2022   22:50 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku dan Kiza sedang menghias makanan yang tersedia di piring saji sedangkan para omega tengah sibuk menata peralatan makan, dan sebagian ada yang merapikan dan membersihkan peralatan masak yang tadi kami pakai.

Sebelum para keluarga datang ke ruang makan, aku sudah terlebih dahulu menata beberapa makanan, sisanya Kiza yang mengantar dan menatanya di ruang makan hingga seluruh anggota keluarga berkumpul bersiap siap untuk menyantap makan malam. Aku keluar terakhir setalah kak Kiza, karena ayam panggang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dimasak jadi kuputuskan untuk menunggunya hingga matang dan menyuruh Kiza untuk makan dahulu, setelahnya aku menyusul

Ting! 

Suara oven berdenting menandakan makanan yang sedang sudah matang, segera aku mengeluarkannya dengan penuh senyuman yang merekah dan meletakkannya di piring saji. Ku hirup sebentar aroma menggoda dari ayam panggang yang sedang ku pegang sekarang, aku berjalan menuju ruang makan dan meletakkan ayam panggang tersebut di dekat seseorang yang dipanggil mom oleh Matthew dan Jun tadi.

"Terimakasih sayang WHAT THE!?" Teriak ibu Jun dan Matthew mengejutkanku.

Semua orang yang ada di ruang makan pun ikut terkejut, ralat kecuali si pria Arktik itu, dia sangat sibuk bermain dengan ponsel pintar miliknya. Kini semua mata kecuali Jun tertuju kepada ibu Matthew dan Jun.

"Mengapa terdapat banyak bekas kemerahan di leher hingga atas dadamu sayang?" Tanyanya khawatir.

"Oh ini, mungkin kamar itu banyak serangga luar yang masuk, karena tadi aku tertidur dengan jendela yang terbuka." Titahku

"Tanda itu sering kuberikan kepada Kiza saat kami berbulan madu 7 bulan yang lalu." Sahut Matt yang mendapat respon tawa yang tertahan dari semua orang

Maksudnya? Aku masih belum paham dengan perkataan Matt barusan.

Ah sudahlah itu tak penting, lagipun aku sangat lapar, lebih baik aku mengambil kursi kosong dekat Kiza lalu menyantap makanan yang ada disini. Hanya beberapa langkah dari posisi awalku berdiri, Jun langsung menggandengku menuju kursi yang masih kosong di sebelahnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun