"Mungkin mereka akan tenggelam.. ya Allah..." si prajurit tidak memberikan teropongnya kembali kepada Panglima Malamo.
      Tiba-tiba ada suara mendesis yang cukup lirih jika didengar dari jauh, seperti angin yang memotong di udara. Di depan, kapal yang tadi dikeroyok secara mengejutkan maju ke arah pantai seperti ditiup angin yang kencang, padahal sebagian layarnya sudah hangus terbakar.
      "Wah! Wah! Wah! kapalnya.. kapalnya maju dengan cepat Panglima!"
      "Kapalnya terbang!"
      "Tidak mungkin! Itu berlayar ke depan namanya!"
      "Ya tapi cepat sekali!"
      Beberapa suara orang-orang yang juga tidak percaya dengan apa yang mereka lihat terdengar di telinga Panglima Malamo. Di sepanjang pantai suara-suara prajurit membunyikan keheranan mereka dengan apa yang sedang terjadi.
      Setelah beberapa saat, prajurit yang tadi memegang teropong berkata,
"Seperti ada api yang mendorong kapal itu maju, apinya dari belakang kapal!" ujarnya.
      Dari jauh memang terlihat dorongan api seperti yang keluar dari petasan ketika ia diterbangkan ke udara.
      "Sama seperti yang digunakan si pembawa pesan tadi.. Ah!" wajahnya melihat ke arah panglima seperti ingin menyampaikan sesuatu yang segera ditangkap oleh Malamo.