Ditempelkannya teropong ke mata dan dilihatnya situasi di atas kapal.
      "Musuh yang memaksa naik sepertinya berhasil dipukul mundur, mereka terpojok di pinggir-pinggir dek."
      "Luar biasa memang, formasi tameng yang tangguh," ucap prajurit.
      "Di bagian kiri ada seseorang yang menahan serangan dari arah samping dan belakang.. cukup gemuk orangnya, bersama beberapa prajurit..."
      "Ah, ya.. Itu juga dari pertama sangat membantu, dia membawa gada dari awal pertempuran tadi," komentar panglima.
      "Sepertinya semua musuh masih kesulitan menembus pertahanan mereka.. dan perlahan akan sampai di pantai..."
      "Tidak! Mereka akan tenggelam, meskipun api berhasil mengecil, karena setelah ini adalah meriam..." jelas Malamo.
      "Eh tapi..."
      "Musuh tidak mau membunyikan meriam karena takut terdengar dari pelabuhan, tapi mereka juga tidak akan dapat menahan lebih lama lagi, apalagi kapal yang diserang ternyata bisa bertahan..." lanjut Malamo kembali.
      "Padahal musuh lebih tinggi, panah mereka harusnya bisa membunuh semua di kapal itu..." ujar prajurit tadi.
      "Ya, pastilah mereka membunuh para penjaganya sebelum membakar kapal dan memperlambat lajunya di tengah laut. Tapi sekali lagi kau lihat kan formasi tamengnya?" tanya Malamo