"Sebentar Lem, aku nanya ke Pak Affar dulu, sekalian ngajak beliau makan bareng," Pak Affar yang sedang membersihkan piring di dapur ternyata memperhatikan mereka. Ia menyuruh awak yang lain untuk menunaikan sholat terlebih dahulu lalu mendatangi Abdi dan Dalem.
      "Kalian makan duluan lah, pasti kalian capek sekali," ujarnya.
      "Ah, I.. iya Pak Affar. Gimana kalau ikut bergabung dengan kami. Eee tadi kan Bapak juga sudah menemani menyiapkan dan memasak dagingnya...Kami segan kalau harus makan berdua saja," ajak Abdi.
      "Hmm.. baikla. Kite sholat Isya' bareng saje nanti kalau begitu sehabis makan," Pak Affar mengiyakan ajakan Abdi. Mereka pun bertiga menyantap makanan yang terhidang.
      Pak Affar memimpin doa sebelum makan. Menghadap laut lepas di perairan nusantara sungguh sangat indah, Dalem yang sangat ceria mulai mengambil potongan paling besar dari daging kambing yang telah direbus dengan rempah-rempah khas. Abdi tidak begitu memperhatikan Dalem dan ikut mengambil potongan di sebelahnya. Pak Affar tertawa ringan, tahu keduanya sudah menahan lapar semenjak siang.
      "Pelan-pelan laa Abdi, Dalem... makannya," yang dibalas senyum singkat keduanya dan tanpa kata-kata melanjutkan melahap daging domba yang ternyata sangat empuk sekali.
      "Hahaha..." Pak affar tertawa sambil mengambil beberapa sayuran dan meletakkan daging domba di atasnya, Ia membungkus daging itu sebelum ikut melahap bersama. Sejenak Pak affar tersenyum, senang kedua tamunya bisa menikmati perjalanan menuju Malaka. "Hmm.. Abdi.. kenape banyak nian kancing bajunye? Ape ada maksud di balik itu?" pertanyaan yang tidak langsung dapat dipahami Abdi, namun Dalem segera melihat ke arah yang sama dengan Pak Affar dan menjawab.
      "Akh.. ittu mmang paken khss krrton Pk Affar!" makanan masih penuh mengisi mulut Dalem. Mulut Abdi yang tidak begitu penuh segera menjelaskan.
      "Ini..." tangan Abdi menunjuk ke arah bagian kerah dimana terdapat tiga pasang kancing.
      "Melambangkan Rukun Iman."
      "Aaahh karne jumlah kancingnye ennaam..." Pak Affar menimpali jawaban Abdi yang dibalas anggukan singkatnya.