"Yap. Terus dipasang aja dengan ujung botol ke arah dalam," Abdi melanjutkan.
      "Kira-kira satu jendela dua puluh lubang ya..." Dalem menghitung jumlah lubang di masing-masing jendela.
      "Sebanyek mungkin Dalem," tiba-tiba dari balik rak nomor tiga muncul Pak Affar ditemani seorang awak kapal yang bertugas siang ini.
      "Eh, Pak Affar," Abdi dan Dalem langsung menelungkupkan kedua tangannya secara otomatis di depan paha.
      Rak-rak terlihat dari ujung kaki hingga atas kepala, bersusun dari ujung ke ujung. Rak ini berbentuk persegi dengan masing-masing rak menampung sekitar seratus ekor domba. Ada sekitar dua ratus dua puluh rak di Kapal ini. Di ujung masing-masing rak ada delapan drum besar tempat pakan ternak yang telah disiapkan dan diisi semenjak dari Malaka.
      "Hehe, tak habis-habisnye ka kalian membahas persoalan tu?" tangannya menunjuk ke arah jendela.
      "Hebat tapi Pak Affar, teknologi ini membuat domba tidak kepanasan saat dibawa mengarungi samudera. Coba Mataram juga bisa membuatnya ya..." Dalem segera menyahut.
      "Ya bise laah.. cume kan jarak antara Mataram dengan kepulauan Nusa dekat, satu hari pun sampe kalau lancar. Kite sesuaikan kondisi je," jelas Pak Affar.
      "Eee sedang apa Pak? Mengganggu kah kita?" tanya Dalem.
      "Sedang kasih pakan Lem," Pak Affar menunjuk ke arah awak kapal yang sedang menaruh pakan ke rak-rak.
      "Cukup ya Pak selama berlayar?" tanya Abdi.