Banyak di antaranya adalah anak kampus dan saudara-saudari Yohan dari panti asuhan, namun ada beberapa juga yang tidak dikenali Tio.
Jiwa altruistik Yohan menjadi magnet simpatik untuk menarik siapa saja yang pernah mengenalnya datang ke Rumah Sakit Umum Daerah seminggu belakangan, tempatnya terbaring tak sadarkan diri.
Hanya satu orang yang diijinkan masuk ke kamar, jadi Tio menunggu gilirannya untuk masuk.
Omi, orang tua asuh Yohan berjalan menghampiri Tio.
Sudah seminggu ia di sana, menemani Yohan selalu.
"Ia belum menyadarkan diri. Denyutnya makin melemah" Terang Omi sambil berpaling ke arah EKG di samping tempat tidur Yohan.
Matanya yang membengkak karena air mata menambah kesan kusut dan layu pada wajahnya.
"Kata dokter... Ia hanya punya waktu beberapa hari lagi" Ia memeluk Tio dan menangis tersedu. Tio hanya diam.
"Oh...maaf..." Omi menyeka air matanya untuk yang kesekian kali hari ini lalu melepas pelukannya dari Tio.
"kau tidak perlu mengantre untuk menengoknya, masuklah."
Ada tekanan besar yang muncul tiba-tiba di dada Tio.