Mohon tunggu...
Romeo Saru
Romeo Saru Mohon Tunggu... Administrasi - semua indah pada waktunya

harus kerja keras dan sukses itu pasti

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Ritual

13 Maret 2020   21:04 Diperbarui: 13 Maret 2020   21:03 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak di antaranya adalah anak kampus dan saudara-saudari Yohan dari panti asuhan, namun ada beberapa juga yang tidak dikenali Tio.

Jiwa altruistik Yohan menjadi magnet simpatik untuk menarik siapa saja yang pernah mengenalnya datang ke Rumah Sakit Umum Daerah seminggu belakangan, tempatnya terbaring tak sadarkan diri.

Hanya satu orang yang diijinkan masuk ke kamar, jadi Tio menunggu gilirannya untuk masuk.

Omi, orang tua asuh Yohan berjalan menghampiri Tio.

Sudah seminggu ia di sana, menemani Yohan selalu.

"Ia belum menyadarkan diri. Denyutnya makin melemah" Terang Omi sambil berpaling ke arah EKG di samping tempat tidur Yohan.

Matanya yang membengkak karena air mata menambah kesan kusut dan layu pada wajahnya.

"Kata dokter... Ia hanya punya waktu beberapa hari lagi" Ia memeluk Tio dan menangis tersedu. Tio hanya diam.

"Oh...maaf..." Omi menyeka air matanya untuk yang kesekian kali hari ini lalu melepas pelukannya dari Tio.

"kau tidak perlu mengantre untuk menengoknya, masuklah."

Ada tekanan besar yang muncul tiba-tiba di dada Tio.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun