Nobar sudah menjadi ritual kebersamaan mahasiswa UMS.
Bahkan kini berkembang jargon, "kamu tidak pernah kuliah di UMS kalo belum pernah ikut nobar".
Waktu menunjukan pukul 1 malam. Suara angin mampu terdengar dari depan pintu 'Kopi Hitam', tidak ada lagi suara mahasiswa bercengkrama yang biasanya terdengar dari jauh.
Hanya terlihat beberapa mahasiswa saja di dalam kafe. Semua masih was-was dengan kejadian di kampanye paslon ketua BEM kamis kemarin.
Tio memilih kursi terjauh dari layar tancap agar bisa melihat pemandangan ke seluruh sudut kafe.
Di layar, terlihat dua orang komentator sedang membahas formasi dan starting line up kedua tim yang  akan berlaga malam ini.
Beberapa yang hadir di kafe pun terlihat tak mau kalah berkomentar layaknya mereka yang ada di layar.
Tapi tidak Tio, pikirannya melayang ke kejadian kampanye kemarin. Saat di mana ia mengangkat kepala Yohan yang bersimbah darah dari lantai aula utama UMS, selasa minggu kemarin.
Kejadian bermula dari adu mulut dan berujung perkelahian antara pendukung paslon berbeda. Keadaan menjadi tak terkendali, kerusuhan besar terjadi.
Yohan sebelumnya di atas panggung bersama Tio dan panitia pemilihan lainnya.
Ketika perkelahian terjadi, spontan ia berlari masuk ke kerumunan untuk melerai.