Tak bisa dan tidak mau  mempercayai apa yang baru saja didengarnya, ia segera masuk dan duduk di kursi yang berhadapan tempat tidur Yohan.
Ia menggenggam  tangan Yohan dan berbisik di telinganya dengan getir, "Kami masih membutuhkanmu di sini, dungu......" menarik dan menghembuskan nafas dalam lalu melanjutkan "...ok...aku ketahuan. Aku masih membutuhkan...mu...jadi tolonglah jangan pergi dulu" matanya membanjir. Ia tak dapat menahan air mata.
Menggunakan lengan baju sebagai sapu tangan, ia menyeka air mata dari wajah dan hidung lalu berjalan keluar meninggalkan kamar.
Penuh dengan kepedihan, si kikuk berjalan cepat meninggalkan rumah sakit, menuju ke rumah yang dibeli orangtuanya di depan kampus UMS. Ia terus menggumamkan doa "Tuhan sembuhkanlah dia" sepanjang perjalanan.
Ia benar-benar kelelahan, tubuh dan jiwa. Ia hanya ingin tidur dan berharap terbangun besok dengan keadaan normal seperti sedia kala, bahwa kejadian ini hanyalah mimpi.
Malang, keberuntungan tidak berpihak padanya.
Ia tidak bisa tidur, atau mungkin program alam bawah sadarnya  lagi crash hingga tidak mampu mengetahui apa yang dibutuhkan tuannya saat ini.
Tio berbaring lama menatap langit kamar dengan pikiran kosong sampai alarm di handpone mengangetkannya. Jadwal Nobar Liga Champions Eropa.
Ia memutuskan untuk pergi ke kafe yang terletak di sebelah kampus.
******************************************************
Acara nonton bareng Liga Champions mahasiswa UMS di kafe 'Kopi hitam' bermula dari ide Yohan empat tahun lalu.