3/8/2020.
Perutnya memelas, "ASTAGA! SEBELAS JAM LAGI. DAN AKU BELUM TIDUR SAMA SEKALI" Teriaknya dalam hati.
Ia harus segera menyelesaikan konsep pidato untuk acara jam  10 pagi besok, namun kertas konsep masih terisi satu kalimat saja, kalimat pembuka.
Dia benar-benar sedang tercekik deadline.
Belum lagi, ia harus memilih kata dengan baik.
Bukannya dicemoh, perang adalah konsekuensi dari 'salah pemilihan kata' untuk pidatonya kali ini.
Ia tidak bisa menjernihkan pikiran, kepalanya serasa mau pecah.
AKU TAK BISA MELAKUKANNYA.
TIDAK KALI INI.
Pasrah dengan konsep pidato yang tidak mungkin selesai, ia memutuskan untuk menunggangi motor matik nya ke RSUD, menjenguk Yohan.
Meski jam kunjungan telah berakhir, kamar 06 ruangan Boegenvil terlihat ramai di luar, seperti malam-malam sebelumnya satu minggu belakangan.