Mohon tunggu...
Razan Tata
Razan Tata Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Hanya seorang pria yang suka menulis banyak hal :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ramuan Ungu

19 Maret 2016   11:36 Diperbarui: 19 Maret 2016   12:42 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Reza terus menatap botol kecil berisi cairan ungu di depannya itu. Pikirannya terus menimbang-nimbang apakah akan meneteskan ke dalam air mineralnya atau tidak.

        Satu tetesnya akan membuat orang-orang tidak bisa melihatmu kecuali mereka yang tidak menyukai atau yang membencimu.

        Begitulah kata seorang nenek misterius kemarin sore di taman kota. Meskipun baru pertama kali bertemu, Reza sangat nyaman berbincang-bincang dengan nenek itu. Bahkan tanpa sadar ia juga mengeluhkan kehidupan dunia kerjanya, dimana ia sulit membedakan mana kawan dan mana lawan. Nenek tersebut mendengarkan setiap “curhatannya” dengan khusyuk. Dia juga masih ingat wajah teduh nenek itu yang sesekali memanggut-manggutkan kepalanya. Sampai akhirnya nenek beraroma minyak angin itu mengeluarkan sesuatu di saku kanan sweater rajut abu-abunya. Sebuah botol kecil yang kira-kira berukuran seibu jari.

       “Ini ramuan ajaib. Jika satu tetesnya kamu masukkan ke dalam minumanmu dan meminumnya, maka selama setengah jam orang-orang tidak akan bisa melihatmu kecuali mereka yang tidak menyukai atau yang membencimu.”

        “Ini dulu sering diminum sama cucu nenek. Dia juga mengeluhkan hal yang sama sepertimu.”      

        “Nak Reza mengingatkan nenek sama cucu nenek itu.”

        Dan di sinilah dia sekarang. Memandangi botol itu dengan penuh kebimbangan.

        Semua orang tidak akan bisa melihatnya kecuali yang membencinya.

        Kata-kata itu selalu terngiang di kepalanya. Bagaimana mungkin?? Sebenarnya dia bukanlah tipe orang yang percaya akan hal-hal yang aneh seperti itu. Tapi rasa penasaran semakin memenuhi rongga tubuhnya. Karena jika ternyata berhasil, maka dia akan bisa mengetahui orang-orang yang bermuka dua di perusahaannya ini. Orang-orang yang berusaha menjilatinya.

        Akhirnya ia memutuskan untuk meneteskan dua tetes dulu.

        Tidak ada salahnya dicoba, pikirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun