Reza mengguncang-guncangkan botol air mineralnya. Setelah dirasa ramuan itu sudah bercampur dengan sempurna, dia membuka penutup botolnya. Dadanya berdebar kencang dan tubuhnya sedikit menegang. Dia pun meminum sedikit dan menunggu sesaat. Menunggu reaksi yang dia tidak tahu juga itu apa. Tapi selang beberapa detik dia tidak merasa ada yang berbeda. Dia melihat sekelilingnya. Semuanya tetap sama. Tidak ada yang “berubah”. Dia meneguk lagi air mineralnya sedikit lebih banyak.
Tok! Tok!
Reza tergagap dan sedikit tersedak. Dia mengelap bibirnya dengan ujung lengan kanan kemejanya.
“Masuk!”
Ternyata Tika. Sekretaris kepercayaannya itu masuk sambil membawa sebuah map berwarna biru.
“Pak Reza?”
Reza mengernyitkan dahinya. Dia bingung. Tika seperti mencari-cari dirinya. Padahal mata sekretarisnya itu tepat melihat ke arahnya. Begitu dia ingin memanggil Tika, Reza tercekat. Dia langsung melihat botol di genggamannya. Tubuhnya kontan bergetar hebat.
Sedangkan Tika dengan wajah penuh keheranan meninggalkan ruangannya.
Reza langsung mengatur napasnya yang mulai tak beraturan. Dia sangat shock dengan apa yang barusan terjadi. Ramuan itu ternyata bekerja! Dia tidak tahu harus bereaksi apa saat ini. Semua emosi berkecamuk di dalam dirinya.
Kemudian ia bangkit dari kursinya. Pria bertubuh tegap ini pun berjalan mondar-mandir di depan meja kerjanya. Dia mengurut-urut dahinya yang sudah deras mengeluarkan keringat. Berkali-kali juga dia menampar pipinya kanan dan kiri.
Setelah merasa agak tenang. Sudah mencerna apa yang barusan terjadi. Reza kembali duduk di kursinya. Dia menghembuskan napasnya kuat-kuat. Walaupun rasa shocknya belum sepenuhnya hilang, dia rasa sudah siap sekarang. Sudah siap dengan “keajaiban” yang tidak masuk akal ini. Reza menanti siapa lagi yang akan datang ke ruangannya.