"Sudah Ali, jangan menangis."
"Aku tidak bisa Raib, air mata ini terus mengalir. Entah mengapa aku merasa kehilangan sosoknya. Dia sangat baik, aku tak sanggup." Tangisan Ali malah semakin kencang.Â
Aku hanya bisa menontonnya dari pinggir ruangan, air mata ku pun menetes. Aku sibuk mengelap nya. Setelah mengikuti perjalanan kisah beliau, Kami bertiga sangat merasa kehilangan sosoknya.Â
-TAMAT-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!