"Kalian tidak perlu takut, kita semua akan baik-baik saja selama kalian menjaga kestabilan grafik itu. Jika ada sesuatu yang buruk terjadi, aku akan melindungi kalian. Percayalah." Ucap Ali dan kami berdua pun mengangguk.Â
Akhirnya kami bertiga pun melanjutkan perjalanan entah kemana itu, Ali yang memimpin didepan. Selama perjalanan, aku tidak sengaja melihat kalender yang tertempel di dinding lorong rumah sakit.Â
"1921?" Gumamku.Â
Ternyata kami dibawa mundur lumayan jauh dari 2040 ke 1921. Tapi kenapa kami dibawa ke masa ini? Aku berusaha untuk tidak memperdulikannya. Tak lama kami pun tiba di ruangan khusus bayi, saat Ali hendak membuka pintu, ia malah menembus nya.Â
"Hehehe maaf, aku lupa jika kita bisa menembus. Mari masuk."
"Untuk apa kita ke ruang bayi?" Tanya Raib.Â
"Kamu tidak akan mencuri salah satu bayinya kan Ali?" Tambahku.Â
Ali menggeleng kuat, "Tidak akan Seli, lagi pula aku benci anak kecil. Mereka sangat berisik dan cengeng."
Aku dan Raib tertawa, "Ya ka siapa tahu, Tuan Muda Ali merasa kesepian di rumah seluas 2 hektar yang hanya diisi olehnya dan para pelayannya sehingga ia kembali ke masa lalu untuk mencuri bayi untuk di jadikannya adik."
Wajah Ali merah padam karena ku ledekin, "Hentikan Seli, aku tidak butuh seorang adik. Aku tidak mau kasih sayang kedua orang tuaku berkurang pada ku."
"Baiklah Tuan Muda."