Coba itu penyidik telusuri sampai kesana.
Kalau melihat isu-isu di Obor Rakyat, boleh dibilang saripati yang ditajamkan dari data dan info yang diperoleh tim Polonia tentang Jokowi ketika masa Pilpres.
Entah terorganisir atau tindakan oknum, kumpulan data dan info ini, baik yang berstatus valid maupun gosip, lalu diolah. Jadilah Obor Rakyat. Kalau sudah baca, boleh menilai. Belum baca? Kok ikutan bilang fitnah? Wah, itu namanya menuding Fitnah dengan landasan Kata Orang-Orang (Kabar Angin / Gosip). Baca dulu, telaah dengan kepala dingin, baru menilai. Setidaknya ada proses berpikir, sehingga dekat dengan ilmiah.
Meski belum terkonfirmasi valid, boleh dibilang Obor Rakyat ini melibatkan Polonia, secara organisasi besar, parsial atau oknum fanatik. Kita tidak tahu seberapa besar keterlibatan para petinggi. Namun info 2 orang tadi saja sudah berimplikasi politik yang besar. Apalagi kalau lebih banyak.
Jadi, membuka kembali kasus Obor Rakyat setelah 2 tahun, sangat berpotensi memicu penyatuan kembali beberapa pilar Polonia. Boleh jadi, penyatuan ini berbuah aksi balas. Jika benar Obor Rakyat cukup vital di operasi Polonia, maka ada potensi aksi balas juga pada titik vital tim Jokowi JK.
Masih ingat transkrip Papa Minta Saham?
Ada pernyataan Muhammad Riza Chalid membahas operasi kecurangan Pilpres oleh Budi Gunawan dan Sjafroeddin.
Budi Gunawan Kerahkan IPW dan Polisi Patung Lengserkan Jaksa Agung?
Analisa saya waktu itu, ada potensi duet IPW dan Polisi Patung bergerak kembali untuk lengserkan Jaksa Agung atas perintah Budi Gunawan. Jaksa Agung M Prasetyo waktu itu sedang gencar mengejar Riza Chalid yang gosipnya kabur ke luar negeri. Who knows? Jangan-jangan lagi di Raja Ampat. Budi Gunawan sangat berkepentingan menghentikan kasus Papa Minta Saham. Tidak terkait langsung, namun Riza Chalid yang rupanya cukup bawel kalau ngobrol, bicara soal operasi kecurangan Pilpres oleh Budi Gunawan dan Sjafroeddin. Budi Gunawan adalah mantan ajudan Presiden Megawati 2001 – 2004. Sjafroeddin adalah mantan ajudan Wakil Presiden Jusuf Kalla 2004 – 2009.