Mohon tunggu...
Ratu Adil
Ratu Adil Mohon Tunggu... -

Political and Corporate Spy with 15 Years Experience.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kasus Obor Rakyat Penentu Nasib Kapolri

8 Juni 2016   14:38 Diperbarui: 8 Juni 2016   14:47 3027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transkrip Papa Minta Saham Hlm 17

Itulah kenapa Barat begitu membanggakan sistem Kebebasan yang dianutnya sebagai kunci Kemajuan. Kemajuan justru terjadi ketika benturan seekstrim apapun diadu guna menghasilkan sintesa. Dalam adu pendapat terekstrim, penyajian data yang amat sangat melintir pun dibebaskan selama bertutur santun. Misalkan dalam debat Islam dan Kristen yang saling menyerang dengan landasan kitab masing-masing. Selama setiap argumen bisa dirujuk pada teks maupun tafsiran bebas terhadap teks kitabnya, maka dilindungi hukum.

Justru Barat sebagai pencetus Demokrasi melihat tempur tesis dan antitesis adalah syarat untuk memperoleh sintesis. Sintesis hasil adu ekstrim itulah yang menjadi pondasi menemukan solusi zaman. Tahapan solusi yang dieksekusi lalu menghasilkan tangga peningkatan di atas kertas. Kita sebut tangga itu : Kemajuan.

Jadi, jika Jokowi benar mengedepankan Revolusi Mental untuk mendorong kemajuan, seharusnya bicara penyakit Mental Orde Baru tadi. Bahwa perlu Revolusi Mental untuk mendorong kemajuan dan daya saing. Penyakit Orde Baru telah memandulkan dorongan kreasi bangsa Indonesia. Variasi kreasi itu yang nantinya memunculkan daya saing. Persaingan (kompetisi) itu lalu menghasilkan sintesa yang tidak lain akar dari Kemajuan.

Maka itu, saya melihat akan bertentangan jika Jokowi masih persoalkan Obor Rakyat setelah 2 tahun kasus ini dikubur. Orde Baru mengedepankan slogan ‘Kebebasan Bertanggung Jawab’. Implementasinya, ‘Kebebasan’ boleh-boleh saja, asalkan seizin penguasa negara dan sosial. Dari terminologi Bertanggung Jawab saja sudah memperlihatkan bahwa pembatasnya adalah Norma. Alhasil, pertarungan Tesis dan Antitesis tidak menghasilkan Sintesa (hal baru), karena Tesis memiliki kuasa penuh atas Antitesis.

Kacamata demokrasi Barat menilai, Sintesa bisa muncul apabila Tesis dan Antitesis bertarung bebas, bukan dikekang oleh Tesis. Barat melihat, ketika anda dihadapkan pada masalah yang tidak dalam kendali anda, maka anda punya peluang temukan solusi baru.

Demokrasi Barat bukan menerapkan ‘Kebebasan Bertanggung Jawab’ tapi ‘Kebebasan Rasional’. Berbeda signifikan dalam praktik.

Pola Orde Baru

Obor Rakyat : Capres Jokowi turunan PKI

Capres RI (Jokowi) : Masya Allah, saya difitnah. Saya marah. Saya harus ambil langkah hukum.

Pola Demokrasi Barat

Semacam Obor Rakyat : Capres AS pro Komunis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun