Keadaan normal kembali, tetapi tidak untuk waktu yang lama. Bukan hanya putri-putri siluman namun juga anak-anak gadis para pekerja. Seluruh warga meyakini pelakunya masih orang yang sama. Namun, mereka belum berhasil menemukan penculik tersebut.
Lalu kau masih ingat anjingnya? Anjing yang terkenal akan kesetiaannya itu tahu betul bau badan tuannya. Suatu malam saat sang raja meluncurkan aksinya di perkebunan karet, kali ini bersama beberapa orang, kemungkinan besar komplotannya. Sang anjing memergokinya dan tidak henti-hentinya menggonggong dan menyerangnya. Sang Raja tidak lagi peduli tentang anjing itu, ia berbalik menyerang anjing itu dengan celurit di tangannya.Â
Saat anjing itu berusaha meraih kaki sang Raja, tangan raja telah terlebih dahulu menyabet tubuh anjing itu dengan celurit. Tubuh anjing itu bersimbah darah dan mulai melemahkan aksi sang anjing. Tanpa membuang waktu lebih lama, sang Raja menggorok leher anjing itu dengan pisau lipat yang juga ia selipkan dipinggangnya. Begitulah akhir hidup anjing itu.
"Lalu, bagaimana dengan siluman burung itu?"
"Mereka juga sudah siap dengan peralatan untuk menyerang Raja. Seluruh pekerja dan para siluman burung sudah berjaga-jaga malam itu. Anjing itu bekerja sama dengan mereka. Alhasil, Raja dan komplotannya berhasil dibekuk dan diarak ke istana untuk di adili. Seperti isi sayembara itu, pelakunya akan disiksa perlahan-lahan hingga menemui ajalnya, sedangkan janji untuk mengangkat orang yang menangkap pelaku penculikan tersebut diberikan kepada para pekerja yang sebelumnya ditawan bersama perempuan siluman itu." Papar perempuan itu.
"Apakah itu jadi akhir ceritanya?" tanyaku memastikan.
"Ya, betul" jawab perempuan itu, disambut dengan anggukan perempuan bernama Mira itu. "Kerajaan itu kembali seperti semula, menjadi kerajaan yang aman dan damai. Warga siluman burung dan warga kerajaan hidup berdampingan dan saling menjaga."
"Lalu bagaimana dengan anjing itu? Apakah tidak ada yang mengingat jasa anjing itu?" tanyaku.
"Ada, tetapi tidak banyak," sekarang perempuan bernama Mira yang menyahut dengan wajah lemah.
"Kenapa?"
"Karena berkembang desas-desus bahwa anjing itu telah turut bekerjasama dengan Raja sebelum akhirnya anjing itu mengkhianati tuannya sendiri."