Aku terperanjat, "Ternyata benar kalian saling kenal."
   "Aku baru tahu juga pagi ini."
   "Tahu dari mana?"
   "Kami bertemu di koridor ruang kelas. Ternyata dia sudah mengenaliku ketika bertemu di kafe ini. Yah gimana ya, mantan ketua angkatan gini siapa sih yang nggak kenal. "
Aku mengangguk, pura-pura percaya.
   "Aku tahu siapa pengagum rahasiamu. Dia yang memberitahuku sendiri tadi pagi."
Tidak ada lelucon dalam perkataan Devan, tetapi aku tetap tidak bisa menganggapnya serius, setelah semua tebakanku selama ini.
   "Itu cheesecake dari dia."
   "Ya, dia itu kamu kan?" tanyaku yakin.
Devan tersenyum, "Sebegitunya kamu ingin aku yang jadi pengagum rahasiamu? Padahal semalam sudah kujelaskan."
   "Terus siapa?"