Isma
Pelangi yang indah membawa inspirasi pada corat-coretnya.Akhirnya Isma menaiki angkot, walaucukup berdesakan Isma duduk di pojok. Di dalam angkot amamt Isma tak akan menunduk diam pada satu arah. Matanya akan memandang satu demi datu wajah penumpang kalau sudah dipandangisemuanya, Dia pasti mrngrluarkan cermin dalam tasnya. Kemudian dirinyalah yang dia pandangi walau Dia taqk tahu apa dirinya yang memandang bayangan di cermin, atau gayangan di cermin yang memandang dirinya.
Tidak sedikit orang yang risih dipandangi. Kalau sudah begunu iua pasti tertunduk malu, tidak akan mengangkat wajahnya sampai angkot berhenti di depan jalan menuju sekolahnya Aliyahnya, atau sampai penumpang itu turun. Di samping hadapannyaada dua pasangan berseragam SMU sedang berpegangan tangan, saling bercanda tawa. Dalam benak SIma langsung berkaat mereka berpacaran. Dia segera mengelyuarkan buku dan ballpointnya. Dia pun menggoyangkan ballpointnya
…  di balik pintu ku selalu menunggu
kapan Dia membuka mengetuk rayu
mengulum senyum salam terukir
terucap tersungging di bibir
pangeran berkuda putih
membawa cinta sejati nan suci
               Bandung, …..
               Isma