Isma menduduki kursi nomor dua di jajaran OSIS, karena dia dalam pemilihan pemilihan ketua OSIS Isma mendapatkan suara terbanyak ke dua. Sang ketua mau mencoba menghargai hasil pemilihan dengan menempatkan Isma di posisi wakil ketua. Tapi penghargaan dari sang ketua menjadikan Isma merasa menjadi orang yang tidak berguna.
Isma sebenarnyaingin sekali memegang keahlian apaapundi bidang manapun. Dulu isma memang pernah memegang bidang garapan yaitu dia memgang garapan pendidikan. Tapi sayang bukan koordinatornya. Malah ia berada di garis ke dua di bidang garapan itu. Dalam kepanitiaan pun juga begitu. Sebnarnya Isma ingin menjadi orang serba bisa dalam hal apapun, tapisayang pasti adaaja iorang yang lebih dari Isma, maka embuat dirinya selalu berada di garis ke dua. Tiba-tiba dalam Keheninganisma berteriak meemcah sunyi.
“Apakah karena Aku wanita?!!”
orang di pojok perpustakaan terkejut, serentak melihat dengan tatapan aneh.
Isma tertunduk, meletakkan kepalanya di atas buku yang dari tadi Dia hanya membolak-balik saja, tapa sedikit pu membacanya. Tidak laam Isma menunduk gelisah, bel masuk berdetang tanda waktu istirahat telah habis. Isma kemudianbangun mentp buku dan membawanya kembali ke tempat dimana Dia mengambilnya tadi.
Seperti biasa Isma mengeluarkan cermin untuk melihat dirinya yang terpandangi oleh bayangannya. Isma mengukir senyum dengan mereka-reka wajah, supaya tidak kelihatan tegang karena sedih, banyak masalah. Begitupun dia tak mau sahabat ketawa-ketiwinya tahu.
Isma pun bergegas berjalan dan masuk ke ruangan kelas denan penuh ceria. Hingga tidak tampak dari wajahnya kegundahan dan masalah. Isma terlihat have fun dalam pelajarannya dimulai fisika dan SKI atau sejarah kebudayaan Islam, ia lalyui dengan penuh ceria.
…
Awan, Arman dan Wangka mencari Isma. Ketika dicari di kelasnya ternyata kelas kosong. Mereka bertiga mencari Isma karena Awan punya event training jurnalistik, membujuk isma supaya mau menjadi moderator, karena triner dan traineenya semua wanita. Awandan sma dikenal handal membuat acara. Dimulai even training, mentoring, sampai even perayaan tahunan sekolah. Tapi hanya Awan yang rajin dan ulet menekunio event organizer.
Arman dijuluki si Keyboard karena dalam kepanitiaanaapapun dia pasti berada di posisiyang tidak jauh dengan ketik mengetik. Ia juga sama seperti Isma. Pandai menulis artikel dimulai cerpen, puisidan karya-karya ilmiah lainnya. Arnmanmemiliki karyayang lebih banyak dari Isma, sedangkan Wangka, ia bagaikembang yang rajin menyedot madu ilmu, apapun yang ia hinggapi, walaupun ia rajin menyedot, semua orangtdak tahu ebanayk yang telah ia sedot.
Dihubungi lewat hand phonenya selalu tidak aktif. Ketiganya bertanya-tanay hinggamereka bertemu dengan teman sekelasnya Isma