Kereta berjalan sesaat setelah aku memposisikan diriku dan koperku agar tidak menggangu orang jalan dan tentu saja dapat kuperhatikan setiap saat.Â
Perjalanan kami harus senyaman mungkin dan untunglah tidak ada pengecekan barang seketat bandara sehingga Emi dan aku bisa menikmati perjalanan ini. Tidak ada yang menggangu kami berdua.
"Mau kemana. nak?", tanya si kakek yang ingin menganggu kenyamananku.
"Surabaya. Pak", Ku jawab dengan seketus mungkin agar dia malas membuka pembicaraan.
"O, begitu. Saya  mau ke Malang. Ada urusan apa ke Surabaya?", tanya si Tua ini lagi membuat jawaban ketusku tadi tidak ada artinya untuk mematikan minat berbincangnnya denganku.
"Bertemu teman sambil liburan", jawabku bohong padahal tujuanku ke sana berurusan dengan koper yang ada di dekat kakiku ini.
"O, tentu anak muda sepertimu perlu liburan. Apa namanya itu istilahnya, hiring?".
"Healing", jawabku membenarkan dia yang sok gaul.
"He'em itu maksudnya. Zaman sekarang banyak kata-kata yang dibalik-balik juga diambil dari kata asing. Jadi bingung saya yang orang tua ini", kata si Kakek yang tidak melihat raut mukaku yang tidak memperhatikan obrolannya.
****
Televisi portable yang terpasang di kabin kereta masih memberitakan pencarian Emi Salide yang disiarkan di banyak saluran TV nasional.Â