Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Aku bersama Koper Berisi Mayat Emi Salide

9 April 2023   22:12 Diperbarui: 10 April 2023   21:01 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: pixabay.com 

Kereta berjalan sesaat setelah aku memposisikan diriku dan koperku agar tidak menggangu orang jalan dan tentu saja dapat kuperhatikan setiap saat. 

Perjalanan kami harus senyaman mungkin dan untunglah tidak ada pengecekan barang seketat bandara sehingga Emi dan aku bisa menikmati perjalanan ini. Tidak ada yang menggangu kami berdua.

"Mau kemana. nak?", tanya si kakek yang ingin menganggu kenyamananku.

"Surabaya. Pak", Ku jawab dengan seketus mungkin agar dia malas membuka pembicaraan.

"O, begitu. Saya  mau ke Malang. Ada urusan apa ke Surabaya?", tanya si Tua ini lagi membuat jawaban ketusku tadi tidak ada artinya untuk mematikan minat berbincangnnya denganku.

"Bertemu teman sambil liburan", jawabku bohong padahal tujuanku ke sana berurusan dengan koper yang ada di dekat kakiku ini.

"O, tentu anak muda sepertimu perlu liburan. Apa namanya itu istilahnya, hiring?".

"Healing", jawabku membenarkan dia yang sok gaul.

"He'em itu maksudnya. Zaman sekarang banyak kata-kata yang dibalik-balik juga diambil dari kata asing. Jadi bingung saya yang orang tua ini", kata si Kakek yang tidak melihat raut mukaku yang tidak memperhatikan obrolannya.

****

Televisi portable yang terpasang di kabin kereta masih memberitakan pencarian Emi Salide yang disiarkan di banyak saluran TV nasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun