Sementara, pasangan RIDO hanya melakukan 29 kali kampanye: 22 pertemuan tatap muka dan 7 kegiatan lainnya.Â
Kondisi serupa dengan pasangan Dharma-Kun yang paling sedikit melakukan kegiatan kampanye yakni 14 kali tatap muka. Ini adalah data resmi, tentu data yang tidak resmi akan lebih banyak lagi.
Mengasumsikan adanya peran signifikan dari tokoh-tokoh seperti Jokowi, Anies, Ahok, dan sebagainya harus dikaji kembali secara mendalam dan jangan digeneralisasikan untuk semua wilayah.Â
Saya lebih percaya pada tingkat kemampuan kolektif Tim dalam upaya meraup suara sebagai faktor penting dalam kontestasi elektoral.
Faktor tokoh pendukung idealnya dihitung seberapa banyak dia turun tatap muka ke basis-basis pemilih. Dengan demikian kita dapat mengukur secara akurat dampak tokoh terhadap Tingkat keterpilihan kandidat.
Hasil Pilkada Jakarta 2024 bagi pasangan Ridwan Kamil-Suswono memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya tata kelola relawan, efektivitas strategi kampanye, serta respons terhadap hasil pemilu.Â
Dengan menganalisis faktor-faktor ini secara mendalam, calon di masa depan dapat merumuskan pendekatan yang lebih baik untuk memenangkan hati pemilih dan memastikan keberhasilan dalam kontestasi politik selanjutnya.
Kekalahan Ridwan Kamil-Suswono dalam Pilkada Jakarta 2024 merupakan hasil dari kombinasi faktor-faktor strategi kampanye, komunikasi, inkonsistensi koalisi, namun yang lebih fatal adalah kelemahan dalam penguasaan TPS sebagai medan kontestasi.
"Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik." [William McFee]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H