Mohon tunggu...
Cerpen

Hujan Melodi

19 Maret 2017   19:17 Diperbarui: 20 Maret 2017   16:00 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Melodi hanya terdiam dan tidak berkata apa-apa.

“Percayalah padaku, kita akan berhasil melewati cobaan ini.” Ucapku sambil memegang erat tangan kanannya.

Wajah Melodi yang selalu riang dan ceria sekarang berubah menjadi wajah putus harapan.

“Ada kejuaraan para violinist di negara tetangga. Jika aku memenangkan kejuaraan itu, aku bisa melunasi biaya untuk operasimu.” Aku meneteskan air mata, aku tahu sebagai seorang pria menangis adalah hal yang memalukan. Tapi aku merasa takut akan kehilangan seseorang yang sangat berarti bagiku. Aku sudah pernah kehilangan orang yang berarti. Inilah ketakutanku untuk memiliki seorang teman, aku takut mereka pergi.

“Bawalah ini menuju kejuaraan itu.” Ia memberikan cincin spesialnya dan memasangnya di jari manis kananku

“Baiklah, aku akan memenangkan kompetisi itu.” Aku mengusap air mata yang ada di kedua pipi Melodi.

“Terimakasih Dan.” Dengan nada seperti orang yang kembali menemukan semangat hidupnya, ia berterimakasih kepadaku dan mengusap balas air mata yang ada di pipiku. Walau sedikit kebesaran, aku nyaman memakai cincin Melodi yang spesial ini.

Aku berangkat pada hari dimana semua harapan untuk membawa kembali kesehatan Melodi muncul. Hanya dengan modal paspor, dompet, beberapa potong pakaian, dan biola ayahku, aku berangkat ke tempat dimana harapan itu bisa dipetik. Ya, lokasi dimana kompetisi diadakan. Untuk pertama kalinya aku berangkat sampai ke luar negeri untuk mengikuti kompetisi musik. Walau sedikit gugup, tapi aku yakin akan berhasil menggapai apa yang aku inginkan.

Tanpa rasa ragu, saat namaku dipanggil untuk menuju ke panggung, aku berjalan dengan percaya diri dan berharap hari ini akan berjalan lancar. Lagipula aku membawa cincin spesial Melodi. Aku mulai menapakkan langkah pertamaku saat masuk ke panggung.

“Ini dia, aku akan bersinar di sini.” Kataku dalam hati saat berjalan di atas panggung.

Terlihat ada 3 juri yang siap memberiku keputusan untuk menjadi yang terbaik atau bukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun